2016, 18 Februari
Share berita:

Banyaknya audit dalam sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO) maka Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memohon agar audit ISPO dan RSPO hanya satu kali.

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI (Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia) menyatakan bagi pengusaha yang penting adalah efisien dan tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk sertifikasi. Pengusaha saat ini wajib melaksanakan sertifikat ISPO, sedang bagi yang ingin produknya lancar diterima di Eropa secara sukarela bersertifikat RSPO.

“Jadi kita harus diaudit dua kali dengan biaya yang lumayan mahal. Tantangan ke depan adalah bagaimana supaya diaudit satu kali tapi bisa mencakup sertifikat RSPO dan ISPO,” katanya.

Saat ini Eropa hanya menganggap RSPO yang sustainable dan ISPO belum. RSPO dan ISPO harus berjuang bersama supaya dua-duanya diakui dunia. Tidak boleh ada yang lebih mendominasi dan memonopoli. Karena luas perkebunan kelapa sawit milik petani sudah mencapai 40% dan mereka memasok PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang sudah bersertifikat maka ke depan yang penting adalah sertifikasi bagi petani baik RSPO maupun ISPO. “Saat ini saya lihat hanya beberapa percontohan saja dengan skala kecil. Harusnya sertifikasi petani ini mulai digarap serius,” katanya. S

Baca Juga:  Prinsip SDGs Jadi Tantangan Bisnis Sawit