KARAWANG, Perkebunannews.com – Divisi agrikultur DowDuPont, Corteva Agriscience, kembali menggandeng Australian Partnership (AIP) for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) dalam budidaya jagung hibrida. ASEAN Managing Director Corteva Agriscience, Farra Siregar mengungkapkan, program ini bertujuan untuk menyediakan akses kepada para petani Indonesia pada benih jagung hibrida unggul dan menjadi solusi perlindungan tanaman.
Corteva Agriscience dan PRISMA sendiri sudah lama bekerja sama dengan sekitar 40 ribu petani di Madura dan Jawa Timur sejak tahun 2016. Lebih jauh lagi Farra membeberkan, program ini telah berhasil mendorong produktivitas dengan meningkatkan panen jagung di wilayah tersebut sebesar 50 persen, dan kini telah berekspansi ke komunitas petani di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, kolaborasi antara Corteva Agriscience dan PRISMA ini ini juga bertujuan untuk menawarkan akses kepada para petani Indonesia akan rangkaian solusi perlindungan tanaman, serta akses terhadap benih jagung hibrida unggul yang terbukti dapat mengoptimalkan hasil dan kualitas panen. Kerjasama ini juga berguna untuk berbagi pengetahuan terkait penerapan serta praktik agronomi terkini. Dengan memberdayakan petani melalui solusi dan pengetahuan teknologi terbaru, produksi pertanian tentunya dapat diperkuat dan ditingkatkan.
“Dengan begitu, kerja sama ini tentunya sejalan dengan tujuan strategis Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan,” paparnya.
Masih menurut Farra, perpanjangan program kerjasama ini diharapkan dapat memberikan petani-petani jagung dan beras di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat, agar senantiasa bisa menjamin kesejahteraan mereka dengan menggunakan cara-cara bertani yang lebih baik lagi, serta penggunaan produk-produk yang mampu meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
Dengan kembalinya kerjasama ini, harap Farra, dapat memacu perkembangan di sepanjang rantai pasokan dengan mengurangi persoalan dan hambatan terhadap produktivitas, performa, dan akses pasar para petani. Program ini, sambungnya, telah membangun ekosistem kemitraan dan menyediakan solusi serta layanan paska-panen, seperti akses pasar, pembiayaan mikro dan literasi keuangan, terutama bagi para petani jagung di Madura.
Corteva Agriscience, tegasnya, tidak hanya berperan sebagai penyedia benih hibrida saja, tapi juga memberikan edukasi pada petani. Saat ini, Corteva Agriscience juga telah siap memperkenalkan benih padi hibrida ke para petani di Indonesia. Setidaknya, ada dua varietas padi hibrida yang akan diimpror, yakni jenis PP4 dan PP5. Menurut rencana, kedua varietas padi hibrida tersebut akan diperkenalkan pada akhir tahun 2019 mendatang, menunggu restu dari Menteri Pertanian.
Melalui program ini, lebih dari 13.500 petani telah berhasil meningkatkan pendapatan rata-rata mereka sebesar 290 persen. Program ini pun telah memberikan 6000 petani jagung terhadap akses pendanaan, penambahan akses pasar untuk tanaman mereka, dan kesempatan mengikuti pelatihan dalam pemanfaatan teknologi. Selain itu, Corteva Agriscience juga tengah fokus dalam memberdayakan petani perempuan. “Ini karena 30 persen petani di Indonesia adalah perempuan,” singkatnya
Corteva Agriscience telah berkontribusi dalam mendukung tercapainya ketahanan pangan dan memperkaya kehidupan para petani serta ekosistem agrikultur di Indonesia sejak 1974. Industri sektro agrikultur Indonesia tetap menjadi salah satu contributor terbesar bagi perekonomian negara, dimana sebanyak 100 juta orang bekerja dalam sektor agrikultur Indonesia. Pada tahun 2017, agrikultur berkontribusi sebesar 13 persen pada PDB Indonesia dan tetap menjadi lapangan pekerjaan kedua terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 30 persen dari total ketenagakerjaan di Indonesia. (Teg)