2024, 22 Februari
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Pangsa pasarnya luas, bagaimana ekspor dan impor teh Indonesia?

Laporan Analisis Intelijen Bisnis (2022) menyebutkan bahwa jumlah konsumsi teh di dunia pada tahun 2021 mencapai 6,63 juta ton dan diperkirakan akan terus naik pada tahun 2025 hingga 7,74 juta ton. Sejalan hal ini, pasar teh dunia juga diprediksikan akan terus mengalami kenaikan sebesar 6,75% per tahun.

Kemudian, teh di Indonesia merupakan salah satu komoditas unggulan nasional pada sektor perkebunan yang berdampak besar bagi pembangunan perekonomian. Indonesia termasuk dalam produsen utama teh terbesar dunia dengan produksi mencapai 138,3 ribu MT. Berdasarkan jumlah produksi ini, Indonesia menempati posisi ke 8 sebagai negara produsen teh dunia.

Selain sebagai produsen, Indonesia juga merupakan eksportir dan importir teh dunia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah eskpor teh Indonesia tahun 2022 mencapai USD 89,9 juta setara 44.979 ton dengan pangsa pasar sebesar 2% dari total produksi teh dunia. Sedangkan jumlah impor teh Indonesia pada tahun 2022 mencapai USD 29,8 juta atau setara 10.883 ton.

Perkembangan volume ekspor dan impor teh Indonesia

Secara umum, impor dan ekspor teh Indonesia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teh hijau (green tea), teh hitam (black tea), dan produk Ready to Drink (RTD). RTD atau teh siap minum terdiri dari tiga jenis, yaitu teh RTDm teh celup, dan teh instan.

Dari jenis tehnya, volume ekspor teh Indonesia sebagian besar dalam bentuk teh hitam (83%), kemudian disusul oleh teh hijau 12% dan yang terkecil adalah produk RTD yaitu hanya 5%.

Ekspor teh Indonesia dari tahun 2003 mengalami penurunan yang drastis seiring berjalannya waktu, yaitu dari 88,175 ton menjadi 70.071 ton pada tahun 2011 kemudian turun jauh menjadi 44.979 ton pada tahun 2022.

Baca Juga:  Harga Sawit Sumut Naik Rp 16 Per Kg

Beda dengan ekspor yang selalu turun secara signifikan, impor teh Indonesia sempat mengalami lonjakan kenaikan. Dari 4000 ton pada tahun 2003, impor teh naik pada tahun 2011 menjadi 24.397 ton walau kemudian turun lagi di tahun 2022 menjadi 10.883 ton.

Perkembangan volume ekspor dan impor teh hitam dan teh hijau Indonesia pada tahun 2003-2022.
Sumber: Asosiasi Teh Indonesia

Perkembangan volume ekspor impor teh hitam dan teh hijau Indonesia yang menurun sejalan dengan penurunan areal perkebunan teh di Indonesia. Diketahui, sejak tahun 2003 sampai 2022 perkembangan luas lahan perkebunan teh terus alami penurunan. Karena penurunan areal perkebuan teh di Indonesia yang menurun, produksi teh pun mengalami lonjakan penurunan yang signifikan selama tahun tersebut.

Grafik luas areal perkebunan dan produksi teh Indonesia 2003-2022.
Sumber: Asosiasi Teh Indonesia

Asosiasi teh Indonesia (ATI) mengatakan produksi teh Indonesia semakin menurun tiap tahunnya sejalan dengan penurunan areal lahan perkebunan teh di Indonesia. Produksi gabungan daun teh kering gabungan dari PBN dan PBS mengalami penurunan sebesar 14,6% menjadi 74.766 ton pada tahun 2022. Begitupun dengan produksi dari PR yang menurun sebanyak minus 0,7% menjadi 49.896.

Produk RTD teh Indonesia

Melihat grafiknya, nilai impor RTD teh Indonesia selalu naik dari tahun ke tahun sejak 2010 sampai 2022. Beda dengan impor, grafik nilai ekspor RTD teh Indonesia meningkat dan menurun secara fluktuatif.

Terlihat dalam grafik bahwa nilai impor RTD teh Indonesia mulai melonjak naik sejak tahun 2016, yaitu mencapai 18 juta USD sampai puncaknya pada tahun 2020 yaitu mencpai 28 juta USD. Padahal, pada tahun 2010-2015 nilai impor RTD teh Indonesia hanya sekitar8-12 juta USD.

Jika dibandingkan dengan pada tahun 2010 dimana nilainya hanya sebesar 848 ribu USD, tahun 2022 nilai ekspor RTD teh Indonesia alami kenaikan yang signifikan. Tetapi, jika dibandingkan dengan tahun 2021, nilai RTD teh Indonesia hanya mengalami sedikit kenaikan selama setahun, yaitu dari 5,9 juta USD menjadi 6,5 juta USD. Kendati demikian, nilai ekspor RTD teh Indonesia pada tahun 2021 dapat disebut tinggi, karena pada tahun 2020 nilainya sempat turun menjadi hanya 2,5 juta USD dari 3,6 juta USD (2019).

Baca Juga:  Berpotensi Capai SDGs 2030, Perkebunan Teh Indonesia Butuh Kebijakan

Produk RTD teh Indonesia memiliki pangsa impor yang jumlahnya hampir tiga kali lipat dari pangsa ekspornya yaitu senilai 15%. Volume impor teh Indonesia pada tahun 2021 pun dikuasai oleh teh hitam (64 persen) yang disusul oleh teh hijau dengan pangsa impor sebesar (21 persen) dan RTD teh di posisi terakhir.

Negara tujuan utama ekspor dan negara asal impor teh Indonesia

Punya daya impor tinggi, teh hitam jadi jenis teh Indonesia yang memiliki potensi ekspor tertinggi. Ada 5 negara tujuan utama ekspor teh hitam Indonesia, yaitu Malaysia, Rusia, Amerika, China, dan UAE. 

Negara-negara yang jadi pasar ekspor teh hijau Indonesia berasal dari negara eropa dan asiad dan produk-produk RTD teh Indonesia tujuan ekspornya masih dominan ke negara tetangga, yaitu hampir separuhnya (43,8%) diekspor ke Timor Leste.

Negara tujuan ekspor dan negara asal impor teh Indonesia (2022).
Sumber: Ditjenbun, BPS, Uncomtrade.

Vietnam jadi negara asal impor teh hitam dan hijau terbesar di Indonesia. Pada tahun 2021 43,5% dari total impor teh Indonesia dikuasai oleh Vietnam. Hal ini menyebabkan kehancuran perkebunan teh nasional dan harus segera ditindak lanjuti.

Membiarkan impor teh yang jumlahnya kian membludak dapat menyebabkan bencana lingkungan dan menghancurkan hasil-hasil pembangunan industri strategis yang berada di elevasi bawah. Selain Jakarta, wilayah di provinsi Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Bekasi, dan Depok sebagai pemilik perkebunan teh rakyat terbesar di Indonesia bisa terkena dampaknya.

Sumber: Asosiasi Teh Indonesia, Ditjenbun.