2nd T-POMI
2022, 25 Desember
Share berita:

Jember, Mediaperkebunan.id

Ada 2 jenis kakao di dunia yaitu kakao mulia/edel/fine dan kakao bulk/lindak/ordinary. Menurut Ketua Dewan Kakao Indonesia Soetanto Abdoellah pada webinar “Pengembangan Kakao Mulia (Edel/Fine Cocoa) di luar kawasan tradisional yang” diselenggarakan Yayasan Cendekia Perkebunan Indonesia, kakao mulia terdiri dari Criolo, Trinitario (kecuali dari Kamerun) sedang kakao lindak adalah Forastero (kecuali Nacional dari Ekuador).

Ciri khas kakao mulia kotiledon putih, kualitas premium, harga premium, rentan hama penyakit, rentan kekeringan/genangan, rentan iklim dan tanah marginal, tanaman tidak dapat dicampur dengan jenis lain. Sedang kakao lindak kotiledon ungu, kualitas biasa, harga reguler, toleran hama penyakit, toleran kekeringan/genangan, toleran iklim dan tanah marginal, tanaman dapat dicampur dengan jenis lain.

Definisi fine/flavour cocoa sendiri masih kontroversial karena tidak ada kriteria tunggal yang diterima secara universal. Biasanya digunakan sebagai kriteria adalah asal-usul genetik bahan tanaman, karateristik morfologi tanaman, karateristik flavour biji, karateristik kimia biji, derajat fermentasi, pengeringan, kemasaman, off flavours, % jamur dalam biji, serangan hama, % ketidakmurnian.

Ekspor biji fine cocoa di seluruh dunia 12% dari total ekspor. Amerika Latin adalah eksportir utama,90% dari seluruh fine cocoa. Tiga negara eksportir utama adalah Ekuador, Dominika dan Peru.

Negara-negara konsumen tradisional kakao di Eropa adalah Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Swiss dan Inggris, serta Jepang merupakan pasar utama fine cocoa. Amerika Serikat menggunakannya dalam jumlah lebih sedikit. Brasil, Kolombia dan Meksiko juga punya pasar domestik besar fine cocoa.

Saat ini pabrikan cokelat menggunakan biji fine cocoa untuk resep tradisional, dalam jumlah terbatas dan harga relatif mahal. Akhir-akhir ini permintaan fine cocoa tumbuh dengan sangat cepat.

Pasar fine cocoa terpisah dari bulk cocoa, sangat khusus dengan karakter supply dan demand sendiri. Agen-agen khusus membeli langsung fine cocoa dari daerah asal untuk perusahaan cokelat tertentu. Harga yang diterima tergantung supply dan demand untuk daerah asal tertentu dan tipe tertentu, dengan persyarata kualitas dan flavour yang diminta konsumen sebagai pertimbangan utama.

Baca Juga:  Gubernur Sulbar Beri Penghargaan Dirjenbun

Faktor-faktor jangka pendek mempengaruhi penawaran dan lelang pada pasar kecil dengan sedikit peserta, dengan demikian harga yang diperoleh sangat bervariasi. Fine cocoa bisanya mendapat harga premium diatas harga pasar London dan New York Futures.

Demand cokelat berkualitas tinggi yang meningkat pesat akhir-akhir ini memberikan peluang besar kepada pasar fine cocoa. Mayoritas pabrik cokelat memproduksi cokelat berkualitas premium dalam varian produknya. Pabrik cokelat memerlukan fine cocoa dari daerah asal yang spesifik dalam resepnya, agar mendapat citarasa atau warna yang berbeda pada produksi cokelatnya.

Banyak artisan cokelat baru tumbuh pesat sehingga lebih banyak permintaan fine cocoa. Keberhasilan pertumbuhan fine cocoa mempunyai dampak positif langsung terhadap keberlanjutan kebun kakao karena harga yang diterima petani lebih tinggi secara signifikan. Pertumbuhan pasar fine cocoa erat hubunganya dengan kakao organik dan beans to bar.