2nd T-POMI
2016, 20 Oktober
Share berita:

Tingginya penggunaan plastik untuk berbagai produk kemasan, maka ini mejadi peluang bagi plastik yang lebih ramah lingkungan atau bio plastik sawit yang berasal dari tandan buah kosong (tangkos).

“Saya yakin bahwa bio plastik sawit ini bisa merebut pasar. Sebab saat ini pemerintah Indonesia maupun negara lainnya sedang gencar mengkampanyekan produk-produk yang ramah lingkungan, maka bio plastik sawit inilah yang akan menjadi jawabannya,” kata Direktur Pusat Bioteknologi dan Bioindustri Priyono kepada perkebunannews.com.

Seperti diketahui, Priyono menjabarkan, bahwa limbah industri kelapa sawit seperti tangkos cukup besar. Terbukti, dalam satu hari pengolahan dapat menghasilkan ratusan ton tangkos. Melihat hal ini maka bio plastik yang berasal dari tangkos merupakan potensi yang luar biasa.

“Artinya pelaku bio plastik sawit tidak perlu merasa khawatir terhadap kekurangan bahan bak. Bahkan dengan mengolah limbah tangkos menjadi bio plastik merupakan solusi untuk mengurangi limbah plastik dan limbah tangkos,” jelas Priyono.

Bukan hanya itu, lanjut Priyono pasarnya pun masih sangat terbuka. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan plastik Indonesia pada kuartal pertama tahun 2013 mencapai 1,9 juta ton. Kemudian melonjak menjadi 3,4 juta ton pada akhir 2013, dan angka ini akan terus meningkat seiring peningkatan populasi manusia.

Sedangkan kapasitas terpasang efektif industri plastik nasional adalah sekitar 1,6 juta ton per tahun sehingga produksi plastik nasional tidak mencukupi kebutuhan plastik dalam negeri. “Oleh karena itu, dengan adanya bio plastik sawit ini akan menjadi peluang, serta sebagai pembuktian bahwa industri kelapa sawit telah mengarah ke ramah lingkungan,” pungkas Priyono. YIN

Baca Juga:  BGA Bantu Masyarakat Korban Banjir