2nd T-POMI
2018, 19 Desember
Share berita:

Indonesia akan membuka pasar gula mentah dari India untuk menurunkan bea masuk minyak sawit di negara itu. Selama ini Indonesia tidak mengimpor gula mentah dari India. Deputi Bidang Pertanian dan Pangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menyatakan hal ini.

India mengenakan bea masuk CPO 44% dan olahannya 55%. Penyebabnya adalah defisit perdagangan dengan Indonesia. “Kebijakan ini wajar , sebab kita juga melakukan hal yang sama kalau terjadi dengan negara lain. Sekarang kita melakukan pendekatan supaya bea masuk turun dan konsekuensinya kita juga harus membeli barang-barang yang dihasilkan India. Ini hal yang biasa dalam perdagangan internasional,” katanya.

Indonesia sudah membuka impor daging kerbau dari India. “Waktu itu dasarnya untuk apa membeli sapi dan daging sapi dari negara yang tidak membeli produk kita. Sehingga impor daging kerbau dibuka. Sekarang kita akan buka lagi impor gula mentah untuk diolah lagi jadi gula krital rafinasi dan memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman. Kita minta importir membelinya dari India, bukan dari negara yang tidak membeli produk Indonesia. Selama ini kita sudah terbiasa mengimpor gula mentah, hanya dialihkan saja dari negara lain ke India,” katanya.

India merupakan pasar minyak sawit yang sangat penting dan terbesar bagi Indonesia. Karena itu Indonesia harus aktif melakukan pendekatan. Indonesia berharap dengan bea keluar 0 dan India bisa menolkan bea masuknya maka ekspor minyak sawit ke negara itu akan meningkat.

Derom Bangun, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia menyatakan India merupakan tujuan ekspor terbesar minyak sawit Indonesia. Januari sampai Oktober 2018 ekspor mencapai 5,448 juta ton termasuk CPO, PKO dan produk turunan.

Baca Juga:  Bersinergi Meningkatkan Mutu Komoditas Ekspor