2nd T-POMI
2023, 5 Mei
Share berita:

Jakarta,mediaperkebunan.id – Benar, bahwa tidak sedikit petani kelapa sawit yang ragu melakukan peremajaan. Hal ini lantaran tanaman kelapa sawit baru dapat berbuah setelah 3 tahun. Tapi sebenarnya hal tersebut dapat disiasati dengan melakukan tumpang sari saat melakukan peremajaan.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir), Setiyono mengungkapkan, tumpangsari dengan tanaman pangan atau tanaman sela ini sangat membantu petani sawit apabila dilakukan dengan baik. Jadi, petani yang mengikuti program peremajan sawit rakyat (PSR) bisa menanam kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan padi di sela tanaman pokok (sawit).

Agar tak mengganggu pertumbuhan tanaman sawit, jarak tanamnya diatur. Jangan sampai tanaman sela yang ditumpangsari menghalangi tanaman sawit.  “ Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) menganjurkan petani sawit yang mengikuti program PSR untuk melakukan tumpangsari dengan tanaman pangan. Kalau dulu itu ada Pajale (padi, jagung dan kedelai). Sekarang , kelapa sawit tumpang sari tanaman pangan (Kesatria),” papar Setiyono.

Menurut Setiyono, tumpangsari antara kelapa sawit dengan tanaman pangan (Kesatria) ini sudah menjadi program Ditjenbun.  “ Terkait tumpangsari ini kami sudah melakukan sejak beberapa tahun lalu, yakni tumpangsari sawit dengan jagung dan kedelai. Hasilnya cukup bagus,” ujar Setiyono.

Setiyono mengaku, pada tahun 2017 silam juga melakukan tumpangsari sawit dengan jagung, kedelai, bahkan pisang. Artinya, tumpangsari dengan tanaman pangan tak menggangu pertumbuhan sawit. Justru sebaliknya, sawit bisa tumbuh subur, petani mendapatkan tambahan hasil selama menunggu sawitnya berbuah.

Tanaman pangan yang ditanam  di sela sawit ini, lanjut Setiyono harus dirawat supaya bisa tumbuh dengan baik. “ Saat itu kami tanam jagung dan kedelai di lahan ¾ hektar (ha). Jagung yang kami tanam hasilnya 4 ton (pipil kering) dan kedelainya 700 kilogram (kg),” ujar Setiyono yang juga Ketua Koperasi Tunas Muda.

Baca Juga:  Banyak Rakyat Terlibat, PTPN Sebaiknya Kembali Dibina Kementan

Sementara itu, Dirjen Perkebunan, Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan, guna mendorong program PSR, agar berjalan lebih cepat lagi dan lebih baik lagi, pihaknya telah melakukan Rapat Koordinasi Kelapa Sawit Nasional. Rapat tersebut untuk membangun sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, perusahaan perkebunan kelapa sawit dan para asosiasi pekebun kelapa sawit maupun perusahaan perkebunan kelapa sawit agar secara konkret dan konsisten untuk mengakselerasi pencapaian program PSR. 

Rapat ini dimaksudkan untuk mendapat komitmen sekaligus menjaring masukan dalam merumuskan langkah-langkah yang harus dijalankan.

Andi Nur pun berharap, petani yang mengikuti program PSR untuk melakukan tumpangsari, dengan tanaman pangan (Kesatria).

Dalam hal ini pemerintah optimis target program PSR tahun 2023 ini seluas 180.000 ha bisa tercapai.  Sebab semua pihak seperti kementerian dan lembaga sudah all out bersama dengan Ditjen Perkebunan, Kementan.

Berita selengkapnya di majalah Media Perkebunan edisi Mei 2023