2nd T-POMI
2024, 16 April
Share berita:

Perbedaan CPO dan PKO merupakan salah satu hal yang harus Anda pahami ketika ingin mendalami industri kelapa sawit. Mengapa demikian? Karena CPO dan KPO merupakan dua elemen krusial pada industri ini. Simak artikel ini untuk mengetahu perbedaan CPO dan PKO secara mendalam mulai dari definisi hingga bagaimana proses olahnya.

Perbedaan definisi CPO dan PKO

Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) merupakan produk yang berasal dari buah sawit. Namun, keduanya mempunyai perbedaan. CPO menggunakan daging buah sawit sebagai bahan bakunya sedangkan PKO menggunakan inti buah sawit.

CPO merupakan minyak kelapa sawit mentah yang dihasilkan melalui proses ekstraksi minyak dari daging buah sawit. Sedangkan PKO merupakan minyak inti sawit yang mempunyai proses olah yang berbeda dengan CPO.

CPO dan PKO mempunyai perbedaan hasil dari segi tekstur dan warna. CPO mempunyai tekstur yang lebih kental dan berwarna merah. Kemudian PKO mempunyai tekstur yang ringan dengan warna merah yang lebih muda.

Tidak hanya itu CPO dan PKO juga mempunyai perbedaan produk yang dihasilkannya. CPO lebih banyak digunakan pada industri makanan seperti minyak goreng dan margarin. Sementara itu, PKO lebih banyak digunakan untuk produk kosmetik dan farmasi karena mempunyai kandungan asam laurat yang lebih tinggi.

CPO dan PKO juga mempunyai komposisi yang sedikit berbeda. CPO kaya akan kandungan vitamin E, beta karoten, stearin, dan olein. Kemudian PKO tidak terlalu banyak mengandung vitamin E dan beta karoten, namun mempunyai kandungan lemak jenuh yang lebih tinggi.

Proses olah CPO

Proses pengolahan CPO dan PKO juga mempunyai perbedaan yang jelas terlihat. Pengolahan CPO dimulai dari memanen buah sawit yang sudah matang, merebus buah lalu di peras dan hasil perasannya tersebut merupakan CPO. Sedangkan PKO mempunyai proses pengolahan yang lebih panjang dibanding CPO.

Baca Juga:  Akurasi Data Kunci Penguatan Perkebunan

Menurut penelitian yang dilakukan Larasati, proses pengolahan CPO dimulai dari Tandan Buah Segar (TBS) yang dimasak dan dimasukan ke dalam thresser untuk dipisahkan antara daging buah dengan tandan kosong. Kemudian daging buah dimasukkan ke dalam digester untuk diaduk sehingga daging buah dapat terlepas dari biji. Selanjutnya buah tersebut mengalami proses pengadukan dan pelumatan untuk menghasil bubur buah dengan kandungan minyak. 

Minyak tersebut melalui proses pengepresan yang dilanjutkan dengan proses penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan kotoran dan serat. Minyak ini kemudian ditampung sementara pada crude oil tank sebelum dipompakan ke stasiun pemurnian. Setelahnya minyak dipompakan menuju cylinder setting tank untuk mengendapkan lumpur dan pasir sehingga minyak yang mempunyai densitas lebih ringan akan terapung pada bagian atas CST.

Dari CST minyak akan menuju pure oil tank untuk ditampung sementara dan selanjutnya akan dialirkan ke oil purifier. Minyak yang berasal dari oil purifier masih mempunyai kandungan air sehingga akan dipompakan pada vacuum dryer terlebih dahulu. Sludge yang masih mengandung minyak pada CST dialirkan ke sludge oil tank dan dipanaskan kembali pada suhu 80 – 90°C. 

Minyak yang telah melalui alat pengering dengan mutu yang standar melalui pompa oil transfer pump dan selanjutnya dipompakan ke storage tank dengan suhu 45 – 60°C. Minyak yang berasal dari daging buah sawit ini berupa minyak kasar atau yang dikenal dengan CPO.

Proses olah PKO

Tahapan awal dimulai dengan pemisahan ampas dengan biji menggunakan alat depericarper. Alat ini berguna untuk memisahkan ampas dengan biji dan sisa serabut yang masih menempel pada biji. Ampas yang sudah tidak tercampur debu dan kotoran kemudian dapat diolah kembali melalui metode Fraksinasi CO₂ atau Super Critical Fluid Extraction (SCFE) untuk mengambil sisa minyak di dalamnya.

Baca Juga:  Ekspor Tepung Kelapa Mulai Menggoda

Kemudian proses selanjutnya akan menggunakan alat nut silo yang berfungsi sebagai tempat untuk pemeraman biji. Proses ini akan mengurangi kadar air dalam biji sehingga akan lebih mudah untuk dipecahkan. Selanjutnya akan masuk ke dalam nut cracker yang digunakan untuk memecah inti kernel sehingga terpisah dari cangkang. 

Inti biji kelapa sawit digiling untuk menghasilkan massa biji kelapa sawit. Biji kelapa sawit kemudian melewati proses pengepresan untuk memisahkan massa biji dengan minyak kelapa sawit. Minyak ini kemudian melewati proses penyaringan dan sentrifugasi dengan menghilangkan kotoran dan partikel – partikel padat. 

Minyak kelapa sawit yang sudah jernih selanjutnya kan melewati proses fraksinasi, pemutihan dan deodorisasi untuk menghilangkan bau dan impuritas yang tidak diinginkan. Selanjutnya minyak kelapa sawit akan melewati proses kristalisasi untuk memisahkan minyak dari stearin (fraksi padat). 

Melalui proses sentrifugasi atau penyaringan, fraksi minyak yang lebih ringan yakni PKO akan dipisahkan dari minyak kelapa sawit. PKO kemudian disimpan ke dalam storage tank untuk menjaga stabilitas sebelum digunakan. 

Itu dia perbedaan CPO dan PKO dari definisi hingga pengolahannya. Dengan memahaminya secara mendalam Anda dapat memanfaatkan secara maksimal sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi sektor industri sawit.