2nd T-POMI
2021, 12 Oktober
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi hampir setiap tahun di Indonesia, terutama saat kemarau panjang El Nino yang mengakibatkan ratusan bahkan jutaan hektar lahan habis terbakar, termasuk di antaranya lahan perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, pencegahan karhutla sangat penting dalam pengendalian kebakaran, yang harus dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan.

Kegiatan pengendalian karhutla sudah menjadi tugas berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri serta masyarakat. Peran serta masyarakat menjadi sangat penting mengingat keberadaannya yang berbatasan langsung dengan hutan serta daerah rawan kabakaran lainnya. Kehidupan masyarakat sekitar sebagian besar bergantung pada aktivitas perkebunan yang erat kaitannya dengan pembukaan lahan dengan cara membakar yang pada akhirnya memicu terjadinya karhutla. Pembinaan serta pendampingan dari pemerintah maupun perusahaan sangat diperlukan untuk bisa mengedukasi masyarakat terkait pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Bersinergi dengan pemerintah, Asia Agri, yang merupakan bagian dari grup Royal Goden Eagle (RGE) juga melakukan upaya preventif dalam mencegah terjadinya karhutla melalui Program Desa Bebas Api (DBA) atau Fire Free Village (FFVP). Program Desa Bebas Api ini mengajak masyarakat untuk turun langsung dalam melakukan pencegahan karhutla dan menjauhi praktik perkebunan yang tidak berkelanjutan, yaitu membakar lahan untuk pembukaan lahan.

Program Desa Bebas Api binaan Asian Agri dimulai pada tahun 2016, diawali dengan bermitra bersama masyarakat yang ada di 7 desa di Provinsi Riau dan 2 desa di Provinsi Jambi. Hasil positif di periode pertama program dalam mengurangi titik api memantapkan komitmen perusahaan yang saat ini telah bermitra dengan 16 desa baik di Riau maupun Jambi.

Menurut Manager Program Desa Bebas Api Asian Agri, Hafiz Hazalin Sinaga, di tahun 2016, Asian Agri juga menjadi anggota pendiri Fire Free Alliance (FFA), sebuah kelompok pemangku kepentingan bersama, yang tujuan utamanya mengurangi masalah kebakaran dan kabut asap di Indonesia bersama dengan perusahaan lainnya.

Baca Juga:  POPSI : LAWAN ISU NEGATIF SAWIT, LIBATKAN PETANI

“Dengan adanya program Desa Bebas Api ini, perusahaan juga turut andil berkontribusi dalam hal Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB yaitu poin 13 dan 15 mengenai penanganan perubahan iklim dan ekosistem daratan,” tambah Hafiz.

Sinergi dengan Masyarakat Desa
Pentingnya kolaborasi dan sinergi berbagai pemangku kepentingan khususnya masyarakat desa dalam pencegahan karhutla menjadi fokus utama yang sangat penting untuk ditingkatkan di tahun 2021. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga lingkungan dari berbagai dampak yang ditimbulkan akibat karhutla.
Keterlibatan masyarakat dalam membuka lahan tanpa bakar menjadi kunci penting pencegahan karhutla sehingga tercapai penerapan praktik perkebunan yang ramah lingkungan.

Salah satu desa binaan DBA Asian Agri yaitu Desa Lubuk Ogong, Bandar Sei Kijang, Pelalawan, Provinsi Riau yang terletak 34 km dari pusat kota Riau. Desa ini sempat terbakar hebat di tahun 2015, namun setelah menjadi bagian dari Desa Bebas Api Asian Agri di tahun 2016, menurut Pemimpin Kru MPA Desa Lubuk Ogong, Rahman Pasaribu, tidak ada lagi kejadian karhutla di wilayahnya.

Awal mula Rahman bergabung dengan MPA yaitu bersamaan ketika Desa Bebas Api (DBA) binaan Asian Agri dibentuk. “Saya ingin bermanfaat bagi desa saya sendiri, Desa Lubuk Ogong, karena itu saya bergabung sebagai relawan Masyarakat Peduli Api untuk membantu desa agad dapat bebas dari api serta asap. Alhamdulillah, Asian Agri juga mendukung dan memiliki visi yang sama dengan kami dalam hal ini,” tambah Rahman.

Tantangan yang dihadapi MPA dalam mengemban tugasnya menurut Rahman adalah bagaimana mengubah keyakinan masyarakat desa bahwa membuka lahan tanpa bakar adalah hal yang berbahaya dan dapat menimbulkan bencana api dan asap nasional.

Baca Juga:  ISPO Sudah Menjawab Tuntutan EUDR

“Awalnya MPA ini dianggap masyarakat ini sebagai organisasi yang menghambat masyarakat karena menghalangi mereka untuk membuka lahan dengan membakar. Namun seiring waktu, dengan tetap konsisten dan secara terus menerus melakukan sosialisasi, MPA kini mendapatkan tempat di hati masyarakat. Kini masyarakat sudah menerima kehadiran MPA, bahkan beberapa dari mereka yang awalnya menolak juga sudah bergabung bersama kami untuk memantau dan mencegah api,” ungkap pria asal Medan ini.

Berkat koordinasi dengan Pemerintah baik TNI, Polri dan sejumlah instansi lainnya, kini MPA sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sinergi dalam melakukan sosialisasi pencegahan karhutla kini juga kian diperluas dengan menggandeng mahasiswa dari universitas-universitas setempat untuk turut serta melakukan sosialisasi pencegahan karhutla.

Rahman Pasaribu, Pemimpin Kru Masyarakat Peduli Api Desa Lubuk Ogong. Di bulan Juli 2021 lalu, Asian Agri melanjutkan program Desa Bebas Api dengan desa-desa binaan perusahaan baik di Riau maupun Jambi. Ini merupakan bentuk komitmen Asian Agri dengan mengajak seluruh elemen masyarakat dan juga pemerintah untuk bersama mencegah karhutla.

“Kami juga berharap inisiatif ini dapat menginspirasi perusahaan lainnya untuk mewujudkan kawasan bebas karhutla,” tutup Hafiz.

Sinergi dengan Pelajar
Sosialisasi pencegahan dan penanganan karhutla juga dilakukan ke generasi muda melalui sekolah baik Sekolah Dasar (SD), maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara berkelanjutan untuk memberikan pengetahuan mengenai bahaya yang ditimbulkan dari karhutla dan cara pencegahannya.

Walaupun masih dalam suasana pandemi, pada awal September 2021 lalu, bersama dengan tim MPA Desa Lubuk Ogong, Asian Agri melakukan sosialisasi ke SDN 003 dan SMP 003 Lubuk Ogong yang dilangsungkan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Materi sosialisasi dilakukan secara dua arah dan dikemas semenarik mungkin untuk mengundang partisipasi siswa agar dapat lebih memahami pentingnya mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga:  Kemitraan Terbukti Mengangkat Derajat Petani

Melalui pengenalan kebakaran hutan dan lahan kepada para generasi muda sejak dini ini, diharapkan dapat menginspirasi dan memberikan cara pandang, serta menyampaikan pesan yang sama kepada orang tua mereka untuk mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

“Materi sosialisasi bagi siswa tentu berbeda dengan materi yang biasa kami sampaikan kepada masyarakat. Untuk anak-anak, sosialisasi dikemas lebih ringan dan disampaikan secara interaktif agar dapat lebih mudah dipahami oleh para siswa. Dengan menggandeng generasi muda sejak dini, kami berharap mereka dapat menjadi agent of change atau agen perubahan sehingga saat mereka dewasa nanti, mereka dapat menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan mengerti pentingnya pencegahan karhutla,” ungkap Hafiz.

Harapan untuk menghirup udara bebas kini bukan sesuatu yang mustahil, terutama untuk para generasi muda Indonesia. Dengan kolaborasi yang apik Antara Asian Agri dengan masyarakat dan juga pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan pasokan udara bersih di Indonesia.