2nd T-POMI
2019, 4 Maret
Share berita:

Kelapa memang dikenal sebagai tanaman kehidupan, hal ini lantaran setiap bagiannya dapat digunakan untuk kebutuhan manusia. Bahkan jika petani tidak lagi menjual dalam bentuk bahan dasar seperti kopra bukan tidak mungkin nilai jual kelapa ditingkat petani akan lebih tinggi lagi.

Hal tersebut diungkapkan , Unggul Ametung, Kasubdit Tanaman Kelapa, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian saat ditemui perkebunannews.com.

Artinya Unggul mengingatkan,mengingatkan untuk tidak lagi menjual dalam bentuk kopra dibutuhkan komitmen bersama.Sebab harus diakui dengan mengurangi penjualan kopra maka stok kelapa dalam bentuk gelondongan akan berkurang dengan begitu harga akan terdongkrak karena penjualan akan mengarah kepada produk atau barang minimal setengah jadi.

“Sehingga jika petani menjual kelapa dalam bentuk minimal setengah jadi atau VCO selama satu musim (3 bulan) saja maka otomatis industri akan membelinya berapa pun harganya. Jadi pada bulan ke empat harga akan melonjak,” tegas Unggul.

Kemudian, lanjut Unggul, selain dengan mengurangi penjualan kopra gerakan peremajaan pada tanaman kelapa juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi stok ditingkat petani. “Sebab dengan melakukan peremajaan otomatis stok akan berkurang,” harap Unggul.

Lebih dari itu, Unggul mengakui bahwa saat ini barang turunan kelapa yang diproduksi oleh petani melalui koperasi atau kelompok tani banyak diminati. Sebab ada banyak produk turunan dari kelapa baik dari sabut, tempurung, daging dan airnya.

Bahkan saat ini permitaannya tidaklah kecil terutama permitaan dari negara luar. “Jadi sebenarnya permintaan untuk olahan dari kelapa tidaklah kecil, diantaranya permintaan jok yang menggunakan sabut kelapa. Jika semua bagian diolah maka bukan tidak mungkin harga akan meningkat,” terang Unggul. YIN

Baca Juga:  Harga Komoditas CPO 2024 Masih Menghijau, Ini Faktornya