2nd T-POMI
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Solid (Sobat Perlindungan) menjadi salah satu program Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) guna membantu petani. Lewat Solid diharapkan terjadi integrasi semua kegiatan perlindungan, baik pengendalian OPT, dampak perubahan iklim, desa organik, kebakaran lahan dan kebun menjadi satu.

“Solid artinya kompak,” kata Direktur Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementan, Ardi Praptono.

Ardi mengatakan, basis Solid adalah komunitas, sehingga semua pihak terlibat, baik Direktorat Perlindungan Perkebunan pusat, UPT Ditjenbun (BBP2TP) dan perangkat perlindungan perkebunan daerah. Akademisi perguruan tinggi, lembaga penelitian dan stakeholder lain juga diajak bergabung dan berkerja bersama pada tingkat petani.

Tagline Dirlitbun adalah lindungi tanaman perkebunan dari OPT, dampak perubahan iklim, kebakaran lahan dan kebun. Tagline ini akan jadi bagian dari komunitas. Pemerintah menjadi bagian yang tidak sangat menentukan juga meningkatkan kepedulian petani sendiri.

Ardi berharap Solid menjadi sebuah gerakan. Namun tidak seperti Gernas Kakao pada masa lalu yang formal. Solid merupakan gerakan informal yang sesuai dengan era milenial untuk menyentuh petani milenial. Artinya, Ditjenbun bukan menjadi satu-satunya sumber, nanti daerah lewat APBD atau perguruan tinggi mau berkontribusi juga bisa.

“Solid akan jadi gerakan yang sifatnya kompleks, rasa milenilal, digitalisasi dan ramai di medsos. Saat ini baru tahap awal dan diharapkan akan jadi gerakan masif tahun 2022 dengan dukungan anggaran yang kuat,” jelas Ardi.

Ardi mengatakan, tahun ini baru tahap awal, termasuk dalam sosialisasi dan persiapannya. Dengan demikian, tahun 2022 akan berjalan yang didukung politik anggaran agar peran perlindungan lebih besar lagi. “Anggaran perlindungan perkebunan selama ini relatif kecil,” katanya.

Nama Sobat Perlindungan dipilih karena disini ada kebersamaan, tidak ada kesan pemerintah sebagai penggagas memerintah. Sobat adalah kata umum yang sama-sama bekerja. Tidak ada lagi konsep ini program pemerintah, ini program swasta tetapi semuanya terpadu dalam kepentingan bersama, bukan sendiri-sendiri.

Baca Juga:  Pengembangan Kebun Benih Salah Satu Kunci Mencapai Swasembada Gula

“Kita ingin petani berpikir bisnis. Jadi jangan mengandalkan bantuan pemerintah terus. Mereka harus berpikir kalau tidak melakukan pengendalian OPT, antisipasi kebakaran lahan dan kebun, pasti akan rugi, sehingga bisa bergerak sendiri tanpa bantuan pemerintah,” papar Ardi. (Humas)