2nd T-POMI
2023, 16 Juni
Share berita:

JAKARTA, mediaperkebunan.id – Ekspor produk minyak sawit pada April anjlok 500 ribu ton (19 %) dibandingkan dengan Maret, turun lebih dari 500 ribu ton (-19,2%). Penurunan ekspor meliputi CPO turun 36,3%, produk olahan CPO turun 15,6%, olahan PKO turun 36,2%, oleokimia turun 12,0% dan biodiesel turun 73,9%.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono, Kamis (15/6). Volume ekspor bulan April ini merupakan terendah sejak Februari 2022 kecuali untuk Mei 2022 ketika terjadi larangan ekspor.

“Walaupun demikian, secara tahunan total ekspor sampai dengan April tahun 2023 lebih tinggi 19,9 persen dibandingkan di tahun 2022,” ujar Mukti dalam keterangan tertulisnya yang diterima mediaperkebunan.id.

Gakpki mencatat, berdasarkan tujuannya, ekspor ke China turun sebesar 315,3 ribu ton dari 647,7 ribu ton menjadi 332,4 ribu ton (-48,7%). Ekspor sawit ke negara-negara Afrika, kecuali   Mesir, juga turun sebesar 143 ribu ton dari 302,8 menjadi 197,3 ribu ton (-47,3%).

Demikian juga  ke India yang melorot sebesar 99 ribu ton dari 252,1 menjadi 160,1 ribu ton (-36,5%) dan ke USA turun dengan 59 ribu ton dari 198,4 menjadi 139,5 ribu ton (-29,7%).

Turunnya volume ekspor juga disertai dengan turunnya harga CPO dari US$ 1.031/ton CIF Rotterdam pada bulan Maret menjadi US$ 1.025/ton pada bulan April, sehingga menjadikan nilai ekspor produk minyak sawit turun dari US$ 2.420 juta pada bulan Maret menjadi US$ 1.961 juta pada bulan April.

Menurut Mukti, melorotnya nilai ekspor CPO pada April merupakan nilai terendah selama 11 bulan terakhir. “Dibandingkan dengan tahun 2022 sampai dengan April 2022, nilai ekspor sampai dengan April 2023 adalah 23,0% lebih rendah,” katanya.

Baca Juga:  SMP BINAAN ASTRA AGRO KREASIKAN LIDI KELAPA SAWIT

Meski demikian, lanjut Mukti, konsumsi dalam negeri masih terus naik pada bulan April dibandingkan Maret sebesar 4,7%. Kenaikan konsumsi dalam negeri terbesar terjadi untuk industri biodiesel (+8,7%) dan oleokimia (+7,5%) diikuti oleh industri pangan (0,9%). Dibandingkan dengan total konsumsi sampai dengan April 2022, konsumsi sampai dengan April 2023 lebih tinggi sebesar 19,0%.

Di sisi lain, kata Mukti, produksi CPO+PKO bulan April turun sebesar 5,1% dibandingkan bulan Maret. Penurunan produk sawit ini karena faktor musiman dan libur hari raya Idul Fitri. Namun, produksi CPO+PKO sampai dengan April 2023 adalah 8,1% lebih tinggi dari produksi CPO+PKO sampai dengan April 2022.

Dengan komposisi produksi, ekspor dan konsumsi dalam negeri, terjadi kenaikan stok akhir bulan April sebesar 15,8% dibandingkan dengan stok akhir bulan Maret. (*)