2nd T-POMI
2021, 8 Juni
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.co.id

Pemerintah menjadikan program pengembangan integrasi sawit-sapi sebagai salah satu cara untuk mendorong populasi sapi di tengah keterbatasan lahan penggembalaan. Meski telah berjalan cukup lama, tapi tidak banyak perusahaan sawit yang terjun menggarap ternak sapi menjadi bagian usahanya.

Data Ditjen Perkebunan setidaknya ada 12 perusahaan/badan usaha yang telah melakukan integrasi sawit-sapi. Totalnya seluas 109.859 hektar lahan sawit dengan populasi sapi sebanyak 43.546 ekor yang terdiri dari pembiakan 23.146 ekor dan penggemukan 20.400.

“Terkait integrasi sawit-sapi, sebetulnya sudah diidentifikasi potensi lahan yang bisa digunakan untuk kegiatan ini ,” kata Koordinator Kelapa Sawit, Ditjen Perkebunan, Agus Hartono saat FGD Peluang Integrasi Sawit yang digelar di Jakarta, pekan lalu.

Ke-12 perusahaan tersebut, yang terbanyak PT. Agro Menara Rachmat seluas 50.000 ha di Kota Waringin Barat, Kalteng dan Kabupaten Panajam Paser Utara, Kaltim yang beternak sapi sebanyak 17 .000 ekor terdiri dari pembiakan 7.000 ekor, penggemukan 10.000 ekor. Kedua, PT Sulung Ranch (anak perusahaan PT Citra Borneo Indah) dengan luas lahan 12.000 ha di Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalteng dengan populasi sapi 16.315 ekor terdiri dari pembiakan 6.315 ekor, penggemukan 10.000 ekor.

Kemudian PT Superindo Utama Jaya, luas lahan 2.602 ha di Kabupaten Lampung Utara, Lampung, sapi Brahman Cross 3.400 ekor, pembiakan 3.100 ekor, penggemukan 300 ekor; PT Agricinal, luas lahan 6.049 ha di Bengkulu Utara, Bengkulu, sapi 3.300 ekor semuanya pembiakan; PT Bio Nusantara Teknologi di Bengkulu Utara, Bengkulu, sapi Brahman Cross 1.000 ekor semuanya pembiakan.

PT. Buana Karya Bhakti seluas 16.000 ha di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dengan populasi sapi Brahman Cross 700 ekor, pembiakan 600 ekor, penggemukan 100 ekor; PT Kalteng Palma Andini Lestari, luas lahan 7.000 ha di Seruyan, Kalteng, sapi Brahman Cross 496 ekor semuanya pembiakan; PT Cahaya Abadi Petani (Badan Usaha Milik Petani) luas lahan 500 ha di Tanah Laut, Kalsel, sapi Brahman Cross 400 ekor semuanya pembiakan.

Baca Juga:  Kebun yang ISPO Tembus 3 Juta Ha

PT Putra Bangka Mandiri, luas lahan 998 ha di kota Pangkal Pinang Kepulauan Bangka Belitung, sapi perah dan sapi potong 282 ekor; Kelompok Tunas Baru luas lahan 210 ha di Bangka Tengah, Kep Bangka Belitung, sapi Bali 279 ekor; KUD Tani Subur, luas lahan 500 ha di Kotawaringin Barat, Kalteng, sapi Brahman Cross dan sapi Bali 278 ekor; PT Steelindo Wahana Perkasa, luas lahan 14.000 ha di Belitung Timur, Kep Bangka Belitung kerbau 96 ekor.

Agus mengakui, ada beberapa kendala dalam pelaksanaan program integrasi sawit-sapi. Meski sebagian besar perusahaan menyatakan minatnya dalam mendukung pengembangan integrasi sawit sapi, namun secara finansial mereka menganggap belum bisa memberikan keuntungan besar seperti yang diharapkan.

Sebagai tindak lanjut dari kendala tersebut, pemerintah pun mendorong perusahaan mengembangkan pola kemitraan dalam usaha integrasi sawit-sapi dengan pendampingan teknis budidaya, operasional dan bisnis. “Selain itu, perlu adanya insentif bagi pelaku usaha agar usaha ternak sapi di kebun sawit berjalan,” kata Agus.