2nd T-POMI
2018, 16 Januari
Share berita:

Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, diantaranya rempah-rempah. Bahkan dahulu Negara asing pun dating ke Indonesia untuk menguasai rempah-rempah, maka sudah saatnya mengembalikan kejayaan rempah-rempah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman saat membuka Rapat Kerja Nasional Pertanian (Rakernastan) dengan tema, “Mengangkat Kesejahteraan Petani,” di Jakarta.

Namun, Amran mengakui, untuk mengangkat pertanian tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Maka dalam hal ini komoditas yang dinilai sudah mampu bisa mengangkat komoditas yang dirasa masih memerlukan bantuan.

“Jadi bantulah saudaramu yang saat ini sedang memerlukan bantuan,” harap Amran.

Tapi, Amran optimis bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika dilakukan dengan berkelanjutan secara konsisten. Diantara jagung, yang tadinya impor mencapai 3,6 juta ton dengan nilai Rp 16 triliun. Tapi di tahun 2016 tidak ada lagi yang namanya impor jagung. Begitu juga dengan bawng merah, yang tadinya impor sebeasar 76 ribu ton. Namun di tahun 2016 juga sudah dihentikannya.

“Artinya, kita tidak boleh patah arang karena kritikan, jika ingin besar harus tahan kritikan,” himbau Amran.

Tapi, terkait masalah impor beras, Amran menjawab, Oktober 2017 musim tanam. Sedangkan usia padi tiga bulan, dan tidak bisa dimajukan ataupun dumundurkan. Sehingga jika melihat usia padi, bulan Januari 2018 ini sudah masuk masa panen.” YIN

Baca Juga:  INSTIPER: Kampus Perjuangan, Harapan dan Masa Depan