2nd T-POMI
2018, 19 April
Share berita:

Sebagai sentra tebu utama, Jawa Timur memiliki berbagai macam varietas tebu unggul. Dua varietas hasil persilangan Pusat Penelitian Pengembangan Gula Indonesia (P3GI) ini merupakan varietas tebu unggul teranyar. Verietas PSBK 061, misalnya, bobot tebu yang dihasilkan mencapai 1.566 kuintal (ku) per hektar (Ha) dan hablur 181,4 ku/Ha. Sedangkan varietas PSBK 051 bobot tebunya mencapai 1.478 ku/Ha dan hablur 168,3 ku/Ha.

Kedua varietas tersebut merupakan keturunan pertama dari persilangan antara tebu hibrid. Persilangan PSBK 061 dilakukan P3GI dilakukan pada 2005 dan 2006 merupakan hasil polycross dengan PS 94-516 sebagai tetua betianya. Sedangkan PS 94-516 merupakan hasil persilangan antara Triton dengan seri angka BP 326 pada 1994.

Varietas PSBK 051 merupakan hasil persilangan antara BF 95 sebagai tetua betina dengan TUC 73-3 tetua jantan. BF 95 adalah tebu hasil persilangan P3GI pada 1968. Sedangkan TUC 7303 merupakan vairetas tebu introduksi yang didatangkan dari Argentina ke Indonesia pada 1987.

Berdasarkan potensi hasil di setiap lokasi, PSBK 061 mempunyai keunggulan sifat bobot tebu yang tinggi hingga 1.500 ku/Ha di Pasuruan dan Jengkol. Sedangkan rendemen varietas ini sama dengan varietas baku PS 862 yakni 8,9 persen. Karena itulah PSBK 061 disarankan untuk dikembangkan di agroklimat seperti Jengkol agar dapat mencapai hablur yang tinggi melebihi PS 862.

Varietas PSBK 061 sangat tahan penyakit blendok dan mempunyai ketahanan sedang penyakit luka api. Varietas ini juga mudah diklentek. Namun PSBK 061 termasuk rentan terhadap penyakit mosaik bergaris.

Sedangkan varietas PSBK 051, potensi hasil bobot tebu lebih unggul dari BL di lokasi Pasuruan yakni 1.478 ku/Ha. Rendemen yang dicapai varietas PSBK 051 pada tanaman pertama di Pasuruan 99 persen dari rendemen BL, yakni 11,3 persen.

Baca Juga:  Penerapan SPT Diharapkan Tingkatkan Produktivtas Tebu Rakyat

Varietas PSBK 051 mempunyai keunggulan mudah diklentek, dan sangat tahan terhadap penyakit mosaik bergaris. Hanya saja, varietas ini masih rentan dan sangat rentan terhadap penyakit blendok dan luka api.

Secara agronomis, PSBK 061 memupunyai kerapatan batang rata-rata 8,4 batang per meter. Tinggi batang varietas tersebut mencapai 242,2 centimeter. Sedangkan PSBK 051 mempunyai kerapatan batang rata-rata 9,2 batagan per meter dengan tinggi batang 214,6 cm. (YR)