2019, 17 Oktober
Share berita:

Upaya pemerintah mendongrak harga karet ditingkat petani adalah dengan meningkatkan penggunaan karet di dalam negeri. Untuk aspal karet misalnya saat ini sedang dibangun 65,7 km jalan dan tahun 2020 diharapkan lebih panjang lagi. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Perekonomian menyatakan hal ini dalam 1st Konferensi Karet Menuju Agribisnis Karet yang Tangguh, Menguntungkan dan Berkelanjutan yang diselenggarakan Media Perkebunan/Perkebunannews.com.

“Tahun 2020 diharapkan jalan-jalan di kabupaten menggunakan aspal karet juga jalan tol. Meskipun serapan karet untuk aspal ini kecil tetapi bisa menjaga stabilitas harga ditingkat petani. Untuk keperluan ini maka pemerintah akan membeli karet dari petani dengan harga tertentu,” katanya.

Selain Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan juga punya komitmen menyerap karet dalam negeri. Saat ini sedang diidentifikasi barang apa saja yang bisa dibuat dari karet seperti dock fender, bantalan kereta api, parking area, rolling barrier dan lain-lain. Barang-barang seperti ini diharapkan kedepan diproduksi industri di dalam negeri dengan menyerap karet petani.

Manfaat lain dari berkembangnya industri karet di dalam negeri adalah nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan teknologi semakin berkembang. Hanya beberapa industri seperti sarung tangan saat ini malah berubah dari semula 40% karet sintetis dan 60% karet alam sekarang malah sebaliknya. Musdhalifah minta hal ini dikoreksi sebab yang jadi prioritas adalah penggunaan karet alam bukan sintetis.

Saat ini juga karet sudah mulai diusik dengan sustainable karet alam. Padahal karet sudah jelas sangat sustainable karena fungsi ekologis dan hidrologis jelas sekali menyerap air, menghasilkan oksigen dan serap karbon, menjadi sumber penghasilan banyak petani.

Baca Juga:  Harga Karet Petani Mestinya Sama dengan Beras

“Kenapa bukan mempertanyakan sustainable karet sintetis. Padahal karet alam leverage ekonominya tinggi karena mulai dari kebun sampai pabrik, sedang karet sintetis menggali dari alam saja. Karena itu komitmen sustainability industri karet harus ditunjukkan dengan lebih banyak mengolah karet alam dari petani,” katanya.

Mengenai PPN 10% yang banyak dikeluhkan semua pihak sehingga ikut memukul petani dan industri karet, pemerintah sudah mengerti hal ini. Sekarang sedang digodok aturan baru yang lebih mengakomodasi kepentingan petani.