2nd T-POMI
2023, 24 Juni
Share berita:

JAKARTA, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) meminta jajarannya agar kontiniu melakukan pembinaan dan mensosialisasikan pentingnya kelembagaan yang melibatkan stakeholder terkait. Hal ini demi menyiapkan petani menghadapi berbagai tantangan tersebut.

Bahkan Kementan akan terus mendorong peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor perkebunan. Inilah saatnya petani milenial ikut terjun langsung geluti dan kembangkan komoditas perkebunan beserta produk turunannya.

“Untuk itu saya mengajak untuk mengoptimalkan inovasi dan menghasilkan produk baru yang jitu. Kita perkaya dan sinergikan bersama kekuatan komoditas kita,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah, beberapa waktu lalu.

Di tengah maraknya berbagai daerah mengembangkan kopi sebagai produk unggulan,  Asosiasi Kopi Minang pun hadir dengan program dan kegiatan yang difokuskan pada pengembangan brand kopi, khususnya di Sumatera Barat (Sumbar).

Saat ini, anggota asosiasi telah mencapai 160 orang, terdiri dari petani, coffee shop hingga barista di Provinsi Sumbar. Pengurus baru komunitas sosial yang bergerak dan peduli akan kehadiran Kopi di Sumbar ini, dikukuhkan pada 14 Desember 2021 lalu dengan Ketua Umum AKM periode 2021 – 2024 adalah Putu Mulya Agung Wahyudi.

“Hadirnya Asosiasi ini, bertujuan agar nama kopi dari Sumbar terangkat di ranahnya sendiri. Kita ingin nama kopi Sumbar terangkat di ranah kita sendiri dulu, baru bicara nasional dan luar negeri,” kata I Putu Mulya Agung Wahyudi, Ketua Asosiasi Kopi Minang saat ditemui disela-sela kegiatan Penas XVI Tahun 2023 di Padang, Sumbar, beberapa waktu lalu.

Menurut Putu, Sumbar ini daerah penghasil kopi, namun masih ditemui masyarakat ada yang menggunakan kopi dari luar. Untuk itu kehadiran Asosiasi Kopi Minang untuk mengelola dan mengajak petani serta edukasi masyarakat bahwa ada kopi terbaik di Sumbar. “Kita harapkan masyarakat mengetahui dan menyadari kita punya potensi kopi terbaik,” ujarnya.

Baca Juga:  Kopi Mampu Tingkatkan Ekonomi Daerah

Putu menambahkan, konsistensi produk selama ini masih menjadi tantangan dalam memasarkan kopi asal Sumbar. Diketahui bahwa di Sumbar ada tujuh titik daerah penghasil kopi yaitu Sijunjung, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, 50 Kota, Agam, dan Talamau Pasaman, yang tergabung dalam Coffee Minang Area. Masing-masing daerah memiliki kondisi tantangan geografis yang berbeda sehingga dibutuhkan konsistensi dalam proses panen hingga menghasilkan biji kopi mentah.

Karena itu Putu berharap, perlu ada menyeragaman standar proses pengolahan agar kopi yang dihasilkan bermutu baik. Sebagai contoh sentra penghasil kopi di Solok dengan Kopi Solok Radjo, yang proses pengelolaannya mulai dari menanam hingga panen dan menghasilkan biji kopi mentah, sudah memenuhi standar yang baik. (Humasbun)