Jakarta, Mediaperkebunan.id
Arahan Presiden Joko Widodo untuk mencapai swasembada gula adalah segera dicarikan skema pembangunan yang lebih baik agar bisa menyelesaikan impor. Pemenuhan kebutuhan gula di dalam negeri agar menjadi target utama pembukaan lahan. Masih terdapat 80.000 ha peluang ekspansi lahan yang dapat dilakukan.
Erick Thohir, Menteri BUMN menyatakan hal ini pada National Sugar Summit 2021. Saat ini yang paling penting adalah bisa tidak impor yang 4,9 juta ton ini dalam 5 tahun berkurang, seperti beras yang tahun ini tidak ada impor. Hanya swasembada bila sudah tercapai tidak ada garansi akan berkelanjutan sebab saat ini suply chain dunia sedang berubah.
“Pupuk misalnya, kemarin di Dubai saya bertemu dengan 10 pemasok bahan baku pupuk dunia. Harga bahan baku sekarang naik 3 kali lipat. Begitu luar biasanya perubahan suply chain pupuk di dunia ini sampai sebuah negara besar yang selama ini tidak pernah membeli urea dari Indonesia menterinya mengemis ke saya minta dipasok urea untuk industri,” katanya.
Erick juga minta PG lain meniru PG Glenmore PTPN XII yang berhasil menaikkan rendemen menjadi 8,5%. Glenmore juga berhasil memperbaiki benih petani tebu dengan benih unggul. PTPN tebu juga diminta meniru PTPN V yang menyediakan akses benih sawit unggul kepada masyarakat. PTPN juga harus memberikan akses pada petani tebu untuk mendapatkan benih unggul.
Dengan program Makmur saat ini BUMN bekerjasama untuk memperbaiki tata kelola tebu. Insiatornya RNI, PTPN, Perum Perhutani bersinegri dengan PT Pupuk Indonesia, Bank BRI, Jasindo dan Askrindo. Penyediaan benih oleh PTPN, RNI kemudian pendampingan budidaya juga bersama Pupuk Indonesia. Pembiayaan dari BRI, pupuk non subsidi dari Pupuk Indonesia, off taker RNI , PTPN III dan Perum Perhutani. Petani melakukan budidaya baik di lahan sendiri maupun Perum Perhutani. Perlindungan gagal panen dan gagal bayar oleh Jasindo dan Askrindo. Pada tahun 2020 ditargetkan luas lahan 40.000 ha.
“PTPN dan RNI harus menambah lahan. Riset juga ditingkatkan tetapi jangan dilakukan sendiri, kerjasama dengan universitas. Ada banyak hal excellence di IPB, UGM dan perguruan tinggi lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan produksi gula,” katanya.
RPJMN 2020-2024 mentargetkan produksi tebu naik dari 31,2 juta ton tahun 2020 menjadi 45,7 juta ton tahun 2024. BUMN sendiri baik holding PTPN III dan Pangan produktivitas tebu ditargetkan 80 ton/ha dan rendemen gula 8,5%.
BUMN yaitu PTPN III Holding dan PT RNI berkontribusi sebesar 46% dari produksi gula nasional dengan produksi 1 juta ton.
Total Pabrik Gula (PG) 40 (PTPN 35 RNI 5), kapasitas 146.000 TCD (PTPN 122.000 RNI 24.000), total lahan 197.000 Ha terdiri dari tebu sendiri PTPN 55.000 Ha RNI 10.000 Ha, tebu rakyat PTPN 94.000 Ha RNI 38.000 Ha.
Inisiatif BUMN untuk meningkatkan produksi gula adalah dengan penambahan dan konversi lahan tebu 111.000 ha sampai tahun 2024 , operation excellence aset on farm untuk meningkatkan produktivitas dari 72 ton/ha jadi 84 ton/ha, revitalisasi dan pendirian PG baru. Tahun 2022 produksi gula BUMN ditargetkan naik 370.000 ton dan 2024 naik 1,1 juta ton.
Pembentukan Sugar.Co merupakan langkah strategis BUMN untuk menjawab tantangan swasembada gula. Manfaatnya adalah meningkatkan kesejahteraan petani tebu, kepastian harga pada konsumen, menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi impor gula, meningkatkan pendapatan negara.
Tahun 2030 dengan Sugar.co targetnya luas lahan naik 65% dari 150.000 ha menjadi 248.000 ha, produktivitas tebu naik 38% dari 67 ton/ha menjadi 93 ton/ha, rendemen naik 3,7% dari 7,5% jadi 11,2%, produksi gula naik 2,25 kali dari 800.000 ton jadi 2,6 juta ton.