2023, 22 September
Share berita:

Lampung, Mediaperkebunan.id

Generasi muda berperan sangat penting dalam keberlanjutan pengembangan perkebunan Indonesia kedepan.  Karena itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghimbau seluruh jajarannya, agar terus mendorong dan meningkatkan minat generasi milenial terhadap pertanian termasuk perkebunan.

“Sudah saatnya generasi muda terjun langsung geluti pertanian termasuk perkebunan, dengan terobosan ide baru yang kreatif dan inovatif didukung dengan digitalisasi yang mumpuni, karena kontribusi generasi muda semakin memperkuat dan memperkaya komoditas pertanian maupun perkebunan beserta turunannya,” ujarnya.

Pentingnya regenerasi petani juga dirasakan Bernard Langoday dari Indonesian Coffee Practices. Sosok anak muda Indonesia yang menginspirasi, berkreasi positif di dunia perkebunan. Selain berhasil membangun Brand Kopi Dari Timur dan PT Garut Indonesian Coffee sejak 2019, Ia terjun langsung memberikan edukasi melalui pendidikan dan pelatihan khususnya komoditas kopi, untuk anak-anak.

“Sekolah Acarya merupakan pengembangan dari program Wiyata Muda yang fokus pada pembentukan ekosistem bisnis kopi, seperti pemenuhan aspek sosial-budaya, ekonomi, pendidikan & pelatihan, hingga ekologi,” ujar Bernard saat berbagi kisahnya ke Tim Ditjen Perkebunan (20/09)

Bernard menambahkan, Acarya  didirikan karena melihat potensi besar kopi di Lampung Barat, dan terdorong dengan adanya tantangan keterbatasan jumlah petani kopi di Lampung Barat, sehingga perlunya ditumbuhkan ketertarikan kaum milenial pada sektor agribisnis, dan mendorong secara aktif pergerakan pembangunan potensi wilayah dan pemberdayaan masyarakat.

“Acarya ini dimaksudkan untuk regenerasi petani kopi Lampung Barat dan pembentukan ekosistem bisnis kopi terpadu untuk pembangunan wilayah,” jelas Bernard.

Lebih lanjut Bernard menceritakan, sekolah kopi ini digagas bersama oleh tim Acarya pemuda/i Lampung Barat; Rajab Teguh, Rahmat Wahyudi, Kasdani Priyatna, Zulfa Nasichah, & Rifqi Ihza), bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Lampung Barat (Dinas Perkebunan dan Peternakan, serta Dinas Koperasi dan Perdagangan). Sekolah Kopi Acarya pun mendapat dukungan dari Himpunan Alumni IPB, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Agromaritim IPB, Desa Sejahtera Astra, dengan mitra-mitra brand lokal seperti Jenderal Kopi, Asmaraloka, Canwil Group, dan Kelana Space.

Baca Juga:  Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS senilai USD 1,48 Juta

“Dampak dari sekolah kopi Acarya ini sangatlah besar, seperti pembangunan sumberdaya wilayah dengan basis komoditas kopi dan output indikator partisipatif petani milenial, peningkatan income dan produktivitas, serta serapan tenaga kerja hingga produk olahan kopi,” ujar Bernard.

Acarya berlokasi di Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Bernard menekankan bahwa sekolah kopi ini fokus pada pendidikan petani dan anak-anak petani, namun tetap terbuka secara umum untuk corporate, komunitas, dan instansi serupa.

“Kedepannya, pengembangan Acarya fokus pada perluasan wilayah administratif dan akselerasi kolaborasi multipihak. Saat ini belum ada provinsi lain di luar Lampung Barat yang mengajak atau mengundang kerjasama, namun semoga akan ada pemerintahan daerah dan swasta yang dapat mengakomodasi output indikator yang ingin tim kami capai,” harap Bernard.

Ia menjelaskan, Acarya merupakan movements lokal yang memberikan capacity building mulai dari pelatihan hulu-hilir kopi, bisnis, literasi keuangan, ecotourism, hingga mentoring dan evaluasi.

“Bersyukur dan senang sekali karena respon petani dan anaknya terhadap sekolah ini sangat antusias, bahkan beberapa petani dan pelaku kopi dari luar Lampung Barat pun turut berpartisipasi positif terhadap sekolah kopi ini,” ujarnya.

Bernard berharap, “Harapan kami Acarya dapat menjadi prototype turunan program Wiyata Muda, serta mendapatkan dukungan positif dan keberpihakan pemerintah daerah, pihak swasta, instansi akademisi, hingga kementerian terkait, untuk andil berkontribusi aktif dalam memfasilitasi, matching program, atau sponsorships untuk keberlangsungan pergerakan Acarya di Lampung Barat dan Indonesia secara luas,” harapnya.

Bernard mengajak generasi muda agar mau terjun langsung geluti usaha perkebunan, “Dengan adanya bermacam isu perihal climate change dan potensi wilayah dalam beberapa tahun belakang, sudah seharusnya generasi muda (kita) memikirkan bagaimana nasib daerah kedepannya. Jika kakek, nenek, dan orang tua kita sudah tidak ada nanti, siapa lagi yang akan menanam atau mengolah kopi? Jika tidak melakukan pergerakan sekarang, bagaimana nasib kompetensi petani kita nantinya,” ujar Bernard.

Baca Juga:  WPLACE 2017: Memprediksi dan Strategi Penguatan Perkebunan

Pada kesempatan yang berbeda Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengajak generasi muda dan seluruh insan perkebunan, jadikanlah perkebunan ini sebagai ladang untuk menumbuhkan kerjasama, menumbuhkan komitmen untuk menciptakan kemajuan, menciptakan prestasi yang tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga bagi dunia.

“Kedepannya hilirisasi komoditas perkebunan akan terus didorong untuk menghasilkan komoditas perkebunan bernilai tambah tinggi bermutu dan berdaya saing. Pentingnya mengenalkan perkebunan sejak dini kepada generasi muda, karena mereka sebagai penerus bangsa, berperan penting dalam mengembangkan perkebunan Indonesia. Diharapkan generasi muda dapat berkontribusi langsung secara optimal dan kedepannya akan terus bermunculan beragam produk turunan yang inovatif dan semakin tumbuh para UMKM – UMKM perkebunan lainnya serta dapat bermitra dengan buyer, sehingga makin meningkatkan pertumbuhan ekspor perkebunan di masa depan,” harap Andi Nur.