2nd T-POMI
2024, 23 Januari
Share berita:

JAKARTA, mediaperkebunan.id – Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), akan mengoptimalkan 59 persen lahan perkebunan tebu rakyat untuk mencapai swasembada gula pada 2024. Dana bongkar ratoon tebu rakyat akan gunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Demikain diungkapkan Ketua Kelompok Kerja Tanaman Semusim dan Pemanis Lain, Direktorat Semusim dan Tahunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Haris Darmawan, dalam webinar Peningkatan Produksi Tebu, Selasa (23/1/2024).

“Untuk mencapai swasembada gula pada tahun 2024, Direktorat Jendral Perkebunan akan mengoptimalkan 59 persen area perkebunan (tebu) rakyat,” ujar Haris.

Namun, lanjut Haris, pihaknya menyadari adanya tantangan pendanaan, khususnya terkait bongkar ratoon pada tebu rakyat dalam rakyat swasembada gula. Untuk itu, Kementan akan mendorong pelaksanaan bongkar ratoon lahan tebu rakyat melalui anggaran KUR.

Sementara itu, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN 3 Holding, Mahmudi, mengaku optimis terkait upaya mencapai swasembada gula nasional.

“PTPN Group berkomitmen untuk memperluas areal perkebunan tebu hingga 176 ribu hektare (ha) hingga tahun 2028 sebagai bagian dari strategi swasembada gula,” ujar Mahmudi.

Menurut Mahmudi, akselerasi pengembangan industri gula Indonesia akan menjadi kunci selama 7 tahun ke depan.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III menargetkan swasembada gula konsumsi pada 2025. Strategi swasembada gula konsumsi nasional ini dilakukan dengan membentuk holding pabrik gula bernama Sugar Company atau SugarCo.

Kepala Badan Pengembangan UMKM & Koperasi Kadin Indonesia, R. M. Tedy Aliudin, menyoroti peran kredit dalam mendukung petani. Petani tebu memerlukan kredit untuk memenuhi permintaan yang meningkat, namun produksi tidak memadai.

“KUR bisa menjadi solusi untuk mendukung pembiayaan agar target swasembada gula nasional dapat tercapai tepat waktu,” tutur Tedy.

Baca Juga:  Ini Dia Strategi Kementan Wujudkan Swasembada Gula 2030

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Soemitro Samadikoen, mengatakan, perlunya pengembangan tebu yang holistik. Sehingga target swasembada gula nasional dapat tercapai.

“Sinergi dari semua pihak, terutama validitas data luas perkebunan (tebu) rakyat, sangat diperlukan untuk mencapai target swasembada gula nasional pada 2028 dan pemenuhan gula industri pada 2030,” ujar Soemirto. (YR)