SURABAYA, mediaperkebunan.id – Dalam upaya percepatan swasembada gula 2030, Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan beberapa strategi seperti bongkar ratoon, dan rawat ratoon pada tebu rakyat. Diharapkan dapat menghasilkan produksi gula sebesar 1,8 juta ton.
Demikian diungkapkan Ketua Kelompok Tanaman Semusim, Direktorat Tanaman Tahunan dan Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, Haris Darmawan, dalam seminar nasional gula (Indonesian Sugar Conference) 2024 bertema “Kiat Mencapai Swasembada Gula 2030” yang diselenggarakan Media Perkebunan, Selasa (27/2/2024).
“Dalam upaya swasembada gula konsumsi pada 2028 sekitar 3,46 juta ton itu rencana kami harus dilaksanakan kegiatan bongkar ratoon dan rawat ratoon kebun tebu rakyat total 350 ribu hektare (ha). Diharapkan dapat menghasil produksi gula 1,8 juta ton,” jelas Haris.
Menurut Haris, saat ini kondisi tebu rakyat untuk ratoon ke-5 saja produksinya sudah turun. Sedangkan sekarang petani rata-rata memiliki kebun tebunya itu di atas 8 – 12 ha.
Haris menuturkan, dari pelaksanaan bongkar ratoon sebanyak sepertiga dari luar total areal tebu rakyat itu bisa menghasilkan sekitar 530 ribu ton gula kristal putih (GKP) dengan produktivitas 71 ton/ha dan rendemen sekitar 7,5 persen.
Selain itu, lanjut Haris, pemerintah juga melakukan rawat ratoon sekitar 198 ribu ha dengan produktivitas 80 ton/ha rendemen sekitar 8 persen. Diharapkan kegiatan ini akan menghasilkan 1,27 juta ton GKP.
“Sehinggga untuk areal tebu rakyat dengan melakukan bongkar ratoon sekitar sepertiga dari luas areal tebu rakyat itu diperkirakan akan menghasilkan 1,8 juta ton,” jelas Haris.
Di samping tebu rakyat, kata Haris, ada penambahan dari tebu perkebunan besar swasta atau negara sekitar 43 rb ha dengan produktivitas 80 ton/ha rendemen 7,51 persen. Dari luasan ini akan menghasil sekitar 290 ribu ton.
Sedangkan dari kegiatan rawat ratoon sekitar 122 ribu ha dengan produktivitas 82 ribu ton/ha rendemen 8 persen akan menghasilkan 805 ribu ton. Untuk perusahaan besar diperkirakan mencapai 1,65 ribu ton.
Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No. 40 tahun 2023, pemerintah akan mewujudkan swasembada gula pada 2030 dengan berbagai strateginya. Kebutuhan total gula baik untuk konsumsi maupun industri sekitar 6,7 juta ton. Sementara produksi gula dalam negari baru mencapai 2,27 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula konsumsi sekitar 3,1 juta ton, sehingga masih kekurangan sekitar 800 ribu ton. (YR)