Jakarta, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Dinas Provinsi/Kabupaten yang membidangi perkebunan perkuat Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan salah satu perangkat utama dalam upaya penguatan perkebunan kelapa sawit. Ketiganya saling berkolaborasi melakukan Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) Dukungan Dana Operasional untuk Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) 2024 pada hari Rabu (1/5/2024) di Bogor.
Kegiatan penandatanganan SPK SDMPKS oleh Kementan bersama BPDPKS dan Pemda ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mengerahkan seluruh jajarannya untuk perkuat SDM Sawit untuk menciptakan hasil produksi perkebunan yang unggul.
Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Huduro yang hadir mewakili Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) mengatakan bahwa hasil dari pelatihan SDMPKS ini harus menjadi bukti nyata dan bermanfaat bagi insan perkebunan, khususnya dalam implementasi di dunia kelapa sawit. Menurutnya, dalam pelaksanaan pelatihan dibutuhkan monitoring dan evaluasi kemudian harus segera dilaporkan dari penyelenggara kegiatan agar pelatihan dapat berjalan dengan maksimal.
Pada kesempatan ini, dilakukan kesepakatan dengan penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dukungan dana operasional, antara pihak Ditjenbun, bersama dengan BPDPKS dan Dinas yang membidangi perkebunan, dari 39 Kabupaten di 17 Provinsi.
“Target tahun 2024 ini sebanyak 10.000 orang. Diharapkan untuk setiap penyelenggara kegiatan pelatihan SDMPKS ini, dapat terus tertelusuri dari awal hingga pasca pelatihan,” kata Bagus.
Bagus menambahkan, diharapkan berbagai usulan maupun masukan mengenai apa yang perlu diperbaiki untuk pelatihan tahun berikutnya.
Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar mengatkan bahwa sebelumnya ada 12 jenis pelatihan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun). Satu di antaranya merupakan masukan dari para petani untuk menambah pelatihan pembuatan pupuk kompos.
“Akan kami identifikasi lagi jenis pelatihan tersebut, karena perlu mencari lembaga yang sesuai, membutuhkan persiapan materi dan lainnya. Nanti akan kami tindaklanjuti bersama,” kata Arfie.
Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, pentingnya memperkuat SDM kelapa sawit, agar kedepannya semakin berkualitas dan kompeten dalam mengembangkan perkelapasawitan Indonesia.
“Tahun ini target rekomtek pelatihan kita tingkatkan lagi, menjadi minimal 10.000 orang. Untuk mewujudkan target tersebut, diperlukan dukungan pendanaan dan operasional kepada Dinas yang membidangi Perkebunan pelaksana kegiatan pelatihan SDM PKS tahun 2024, saya berharap kegiatan penandatangan SPK ini bisa menjadi langkah awal sekaligus pintu masuk demi memperkuat SDM perkelapasawitan Indonesia,” harapnya.