2nd T-POMI
2024, 25 Maret
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal kondisi produksi dan stok gula di bulan Ramadhan sampai dengan hari raya mendatang. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa stok gula saat ini dipastikan aman.

“Insyaallah aman, stok ada,” singkat Mentan.

Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Alam Syah turut menyampaikan upayanya dalam meningkatkan produksi gula tebu nasional dan menjamin ketersediaan gula nasional selama bulan Ramadhan sampai Lebaran di tengah fluktuatifnya nilai rupiah.

“Kebutuhan gula konsumsi perbulan diperkirakan sebesar 270 ribu ton, dan kebutuhan ini akan bertambah selama bulan suci Ramadhan. Stok Gula Kristal Putih (GKP) pertanggal 24 Maret 2024 masih aman sebesar 417.127 ton, terdiri dari 143.758 ton GKP milik Pabrik Gula, 23.630 ton GKP milik pekebun, 249.321 ton GKP milik pedagang, sedangkan 418 ton GKP milik BULOG. Dengan demikian bisa dipastikan stok GKP tetap aman selama bulan Ramadhan hingga hari Raya Idul Fitri 2024,” jelasnya.

Melakukan Survei Biaya Pokok Produksi (BPP) Tahun 2024 dengan melipatka tim independen juga merupakan upaya kementan dalam menetapkan dasar dalam penentuan HPP Tebu dan Gula oleh Pemerintah.

“Kami juga telah melaksanakan Survei Biaya Pokok Produksi (BPP) Tebu Tahun 2024 dengan melibatkan tim independen yang terdiri dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian,” tambah Andi Nur Alamsyah.

Beberapa waktu yang lalu, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Perkebunan) telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan MoU dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) juga merupakan upaya Kementan lebih lanjut berkaitan dengan percepatan swasembada gula sesuai dengan Perpres 40 tahun 2023.

Upaya lain yang dilakukan Ditjen Perkebunan setiap tahunnya adalah memberikan bantuan kepada pekebun tebu beruta kegiatan Intensifikasi dan ektensifikasi serta mendorong pekebun agar menggunakan fasilitas permodalam melalui KUR dan Pabrik Gula sebagai Off Taker. Total anggaran subsidi pupuk NPK juga direncanakan naik menjadi Rp54 triliun di tahun 2024 setelah pemerintah menetapkan volume tambahan pupuk subsidi dari 4,7 jjuta ton menjadi 9,5 juta ton.

Baca Juga:  Kementan Tingkatkan Produksi Teh Melaui Intensifikasi Lewat Aspirasi Pekebun

Kemudian, Ditjen Perkebunan juga memberikan batuan program rawat ratoon seluas 4.700 ha di wilayah sentra-sendtra pengembangan tebu dan wilayah pengembangan/bukaan baru.

“Kami terus mengembangkan komoditas tebu di wilayah sentra-sentra pengembangan tebu dan wilayah pengembangan/bukaan baru melalui alokasi anggaran dan kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan produktivitas, salah satunya program intensifikasi tebu (rawat ratoon), menyediakan benih tebu unggul kepada pekebun, dan melakukan pembinaan secara kontinyu,” tambah Andi Nur.

Penerima bantuan, Nyoman Karyo dari Kelompok Tani Waras Jaya Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya program-program tersebut. Menurutnya, bantuan yang telah disediakan Ditjen Perkebunan dapat meningkatkan produksi tebu pekebun.

“Bantuan pemerintah untuk kegiatan bongkar Ratoon berupa pupuk NPK dan lain-lain sangat bermanfaat dan membantu pekebun yang saat ini mengalami kelangkaan dan keterbatasan mendapatkan pupuk subsidi,” ungkap Nyoman.

Di samping itu, Nyoman berharap dapat diadakan kegiatan bantuan untuk ekstensifikasi berumakan alsintan traktor dan kemudahan dalam permodalan melalui kredit usaha rakyat untuk pencapaian swasembada gula nasional.

”Untuk pencapaian Swasembada Gula Nasional, pekebun sangat mendukung apabila kebijakan penyediaan benih, pupuk, alsintan berupa traktor dan kemudahan permodalan melalui kredit usaha rakyat semakin dipermudah dan mendapatkan kepastian harga tebu yang lebih baik,” harapnya.

Selain stok gula di bulan Ramadhan yang dipastikan aman terkendali sampai lebaran, Kementan telah melakukan upaya lebih lanjut untuk memastikan ketercapaian percepatan Swasembada Gula.