2nd T-POMI
2021, 25 November
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III Holding Perkebunan Mohammad Abdul Ghani meyakini bahwa kunci swasembada gula adalah perbaikan produktivitas tebu petani di Jawa. Hal ini menjadi concern PTPN ke depan.

“Ekosistem gula domestik sudah saatnya harus ditata ulang dengan menempatkan petani tebu sebagai subyek yang harus diberdayakan sehingga bisa meningkat kesejahteraanya,” ujar Abdul Ghani dalam webinar Modernisasi Gula Negara, Kamis (25/11).

Menurut Abdul Ghani, revitalisasi industri gula tidak mungkin dapat tercapai tanpa memperhatikan petani. Revitalisasi industri gula tanpa memperhatikan petani merupakan kebijakan absurd.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1930 industri gula di Pulau Jawa atau Hindia Belanda saat itu mampu menghasilkan 2,9 juta ton gula. “Suatu capaian yang belum pernah kita lewati sampai saat ini,” tukas Abdul Ghani.

Pada saat itu, lanjut Abdul Ghani, dengan hanya luas lahan 197 ribu hektar, Pulau Jawa mampu menghasilkan produksi 15 ton per Ha/tahun.

Abdul Ghani menuturkan, perjalanan industri gula di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa adalah perjalanan yang menyakitkan. Pada tahun setelah kemerdekaan upaya-upaya yang dilakukan dan adanua tekanan-tekanan eksternal menjadikan industri gula semakin terpuruk. Pada puncaknya pada 1967 Indonesia tercatat menjadi negara importir gula.

“Kalau kita lihat tahun ini dengan luas areal seitar 420 ribu hektar kita mungkin hanya mampu mencapai produksi 2,1 atau 2,2 juta ton gula atau setara dengan produktivitas 5 ton per hektar. Maknanya produktivitas hari ini adalah sepertiga produktivitas tahun 1930,” papar Abdul Ghani.

Sekarang ini, kata Abdul Ghani, industri gula dalam negeri khususnya PTPN menghadapi permasalahan yang cukup kompleks. Permsalahan tersebut bukan semata hanya pada on farm, namun juga off farm yang berdampak pada tingkat efisiensi, dan produktivitas gula yang rendah dan tidak kompetitif.

Baca Juga:  Bulog Siap Membantu KPK Membongkar Mafia Gula

Webinar bertopik Teknologi Off Farm dan IoT dalam Mendukung Kemutakhiran Industri Gula dihadiri pembicara antara lain Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Bhakti Yudho S, Kepala Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Edy Suprianto, Pengamat Ekonomi Lin Che Wei, dan Kholis Amhar dari BRI. (YR)