2nd T-POMI
2020, 12 Maret
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Kopi Indonesia mempunyai keunggulan dibandingkan kopi-kopi yang diproduksi negara lainnya karena memiliki cita rasa yang tinggi terutama jenis kopi arabika yang diklaim sebagai kopi spesialty. Hal ini menjadi poin plus yang baik bagi citra kopi Indonesia di pasar internasional yang perlu kita jaga.

Demikian dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam acara peringatan Hari Kopi Nasional yang dihelat di Jakarta, Rabu (11/3). Hadir dalam kesempatan itu Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia Anton Apriantono, dan Mantan Menteri Pertanian Syarifuddin Baharsyah dan para pemangku kepentingan, termasuk para petani kopi.

Menurut Syahrul, beberapa kopi spesialty yang telah mendapat tempat di dunia antara lain kopi Gayo, Mandailing, Java Preanger, Toraja, Enrekang, Kintamani, Flores Bajawa dan masih banyak lagi. Pada event kopi spesial dunia, kopi Indonesia kerap meraih predikat juara seperti festival kopi spesialty di Amerika dan di Paris.

Sedangkan kopi robusta lebih banyak dikenal dengan istilah fine robusta. Saat ini kopi robustas dikembangkan di sentra produksi di Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah yang selama ini harga jualnya jauh di bawah kopi arabika.

Hanya saja, kata Syahrul, jenis kopi yang diekspor masih didominasi dalam bentuk green bean, termasuk bentuk primer sehingga nilai tambahnya masih belum optimal. “Ke depan harus dibutuhkan tekad yang kuat dari para pemengkau kepentingan secara nasional apabila diekspor harus dalam bentuk olahan yang bernilai tambah tinggi, produk premium atau kopi organik yang sesuai selera pasar dunia yang ada,” ujarnya.

Syahrul mengungkapkan, kopi merupakan salah satu komoditi unggulan perkebunan Indonesia. Bahkan kopi menjadi salah satu komoditi sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja yang terus berkembang dan penyedia bahan baku industri.

Baca Juga:  VOLUME DAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT JULI NAIK DIBANDING JUNI

Data statistik 2018 menunjukan, areal kopi nasional mencapai 1,24 juta hektar (Ha) dengan produksi 722,5 ribu ton, terdiri dari kopi robusta dengan luas areal 895,9 ribu Ha (72,4 persen) dengan produksi 527,8 ribu ton dan kopi arabika dengan luas areal 345,6 ribu Ha (27,6 persen) dan produksi mencapai 194,6 ribu ton.

Syahrul menyebutkan, produktivitas kopi nasional rata-rata sebesar 0,78 ton per Ha, yang mayoritas diusahakan perkebunan rakyat yang mencapai 96 persen dan sisanya 4 persen merupakan perkebunan swasta dan perkebunan negara (PTPN). Sedangakn nilai ekspor kopi pada 2018 mencapai 815,9 juta USD dengan volume mencapai 279,9 ribu ton. (YR)