2nd T-POMI
2021, 11 September
Share berita:

Salatiga, mediaperkebunan.id – Salatiga, sebuah kota kecil di propinsi Jawa Tengah, yang mempunyai luas wilayah ± 54,98 km², terdiri dari 4 kecamatan, 23 kelurahan, berpenduduk 196.082 jiwa (Statistik Sektoral Kota Salatiga tahun 2020).

Namun, Salatiga mempunyai potensi sebagai penghasil emas hijau atau vanili. Hal ini karena Salatiga didukung dengan agroklimat yang berpontensi untuk dikembangkan sebagai kota vanili. “Jadi dengan posisi salatiga ditinggian antara 450-800 meter dari permukaan lau (mpdl) dan curah hujan 2044 MM/tahun, maka Salatiga siap siap berkontribusi meningkatkan ekspor vanili,” kata Walikota Salatiga, Yulianto, kepada Media Perkebunan, di Kantor Walikota.

Walikota Salatiga, mengatakan, “dengan meingkatkan ekpor vanili maka bukan hanya negara yang mendapatkan pendapatan melalui pajak ekspor tapi juga masyarakat pelaku budidaya. Terlebih, saat ini harga vanili kering mencapai diangka Rp 4 juta per kilogram (kg). “

Sehingga, lanjut Yulianto, dengan meingkatkan ekpor vanili maka bukan hanya negara yang mendapatkan pendapatan melalui pajak ekspor tapi juga masyarakat pelaku budidaya. Terlebih, saat ini harga vanili kering mencapai diangka Rp 4 juta per kilogram (kg).

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, Nunuk Hartini pun membenarkan bahwa Kota Salatiga siap menjadi kota penghasil vanili. Bahkan, pada dasarnya tanaman vanili sudah lama dibudidayakan oleh penduduk Kota Salatiga. Salah satu warga yang konsisten dalam melakukan budidaya vanili yakni Mbah Harjo di Randuancir.

“Beliau konsisten melakukan budidaya vanili. Dari budidaya tersebutlah dia bisa merubah ekonomi keluarganya dan hingga menguliahkan anak-anaknya. Ini karena harganya yang menjanjikan,” kata Nunuk.

Seperti diketahui, di Kota Salatiga, Jawa Tengah harga vanili basah sekitar Rp 1 juta per kg. Sedakan untuk vanili kering mencapai Rp 4 juta per kg. Bahkan harganya pun cenderung stabil, karena pasarnya cukup luas baik untuk dalam negeri ataupun luar negeri seperti Thailand, Korea Selatan, Jerman, Denmark, India, Prancis, Belanda, Korea Selatan, Filipina, Malaysia dan Singapura.

Baca Juga:  Hari Pangan Dunia 2016 dan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

Nunuk mengungkapkan, luasnya pasar vanili disebabkan karena vanili bisa digunakan untuk berbagai macam produk, seperti bahan makanan dan minuman, kosmetik hingga obat stamina tubuh.

“Optimisme Kota Salatiga akan menjadi Kota Vanili karena selalin agroklimat yang mendukung untuk dibudidayakan vanili sehingga menghasilkan kualitas vanili terbaik juga karena saat ini sudah ada sekitar 9 ribu batang dengan luas lahan 3,74 hektare (ha) yang tersebar di 4 Kecamatan yang sudah dibudidayakan,” papar Nunuk.

Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga, Nunuk Hartini mengaku, “kita optimis dan yakin Kota Salatiga bisa menjadi kota vanili”.

Kemudian, Nunuk menambahkan, di tahun 2021 ini Kota Salatiga mendapat bantuan bibit vanili sebanyak 10 ribu batang dan sudah tersalur ke masyarakat sebanyak 5.500 batang dan sisanya akan segera disalurkan ke masyarakat setelah bantuan dari Direktorat Jenderal Pekerbunan (Ditjenbun), Kementerian Pertanian (Kementan) tutun. Kemungkinan bantuan tersebut turun sebelum akhir tahun 2021.

Bantuan untuk masyarakat dalam mengembangkan vanili tidak hanya dari Pemerintah Pusat tapi juga dari Pemerintah Daerah melalui APBD, seperti di tahun 2020 Dinas Pertanian Kota Salatiga telah memberikan benih vanili sebanyak 3 ribu batang dan pupuk organik sebanyak 12 ribu kg.

Tidak hanya itu masyarakat pun dilatih untuk melakukan budidaya vanili secara good agriculture parctices (GAP). “Sehingga dengan begitu kita optimis dan yakin Kota Salatiga bisa menjadi kota vanili,” tegas Nunuk.

Menurut Nunuk, Hal ini juga sejalah dengan program Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementan melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Dengan meingkatnya produksi vanili kedepan, maka otomatis meningkat pula ekspornya, mengingat pasar ekspor vanili masih cukup luas dan banyak permintannya. Berita selengkapnya ada pada majalah Media Perkebunan edisi Oktober 2021. (yin)

Baca Juga:  Harga Sawit Jambi Rp 1.927,18 Per Kg