2nd T-POMI
2024, 8 April
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Penggabungan PTPN menjadi tiga subholding akan mensinergikan antar PTPN yang disparitasnya besar, PTPN yang kuat bisa mengangkat yang lemah. Contohnya di Suporting.Co ada eks PTPN yang relatif kuat sawitnya yaitu PTPN 1 bisa mengangkat PTPN 14 dan 8 yang selama ini relatif lemah.

“Memang terbukti pada awal-awal operasi tidak ada gangguan operasional baik dalam pengadaan pupuk dan sarana produksi. Bahkan gaji yang selama ini sering jadi isu sekarang tidak ada lagi,” kata Mahmudi, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Holding.

Dengan penggabungan ini efiesensi bisa dicapai dengan memberdayakan semua infrastruktur yang dimiliki. Contoh di Jatim eks PTPN X, XI dan XII. “Waktu itu di satu PTPN sudah waktunya pemupukan tetapi pupuk yang dibeli belum datang. Sedang di PTPN lain sudah ada stok di gudang. Saya ambil keputusan pupuk yang digudang digunakan dulu. Kalau dulu entitas perusahaan berbeda hal ini tidak bisa dilakukan. Dengan cara ini maka ketepatan dalam pemeliharaan bisa terjamin,” katanya.

Contoh lain sampai Januari dampak El Nino masih terasa. Tebu di eks PTPN XII sudah kritis perlu diairi dengan pompanisasi sedang pompa yang ada terbatas. Sisi lain eks PTPN X tembakau punya 60 pompa di Jember. Pompa ini dibawa ke PTPN XII sehingga masalah tebu bisa diatasi. Secara teknis operasional dengan penggabungan semua bisa cepat teratasi.

Dengan subholding PT Sinergi Gula Nusantara, KPInya tidak lagi berbasis PG tetapi cluster. Dengan cara ini maka masing-masing PG saling mengelola, bahan baku dari wilayah A masuk ke PG mana, wilayah B masuk ke PG mana. Dulu tebu dari Sragen bisa ke PG Lestari di Mojokerto, sekarang ke PG Mojo yang terdekat.

Baca Juga:  Harga Kakao Oktober 2016

Sawit PTPN VIII setelah KSO dengan PTPN III maka produktivitas naik dari 8 ton TBS/ha jadi 16 ton. Ini juga masih kurang tahun ini ditargetkan jadi 21 ton.

PTPN mendapat tugas ketahanan pangan dan energi dari pemerintah sedang mengkualifikasikan komoditas berdasarkan prioritas. Improve growth adalah sawit dan tebu, sedang improve dan comfort untuk komoditas lain.

Karet sekarang harga sedang bagus, tetapi dalam 10 tahun 7 tahun menderita dan 3 tahun meraih keuntungan. Ada rencana konversi di luar Jawa ke sawit untuk meningkatkan produksi minyak goreng dari 1,8 juta ton jadi 2 kali lipatnya. Sedang di Jawa eks PTPN 9 dan eks PTPN 12 malah melakukan replanting. Areal karet eks dua PTPN ini tidak mungkin dikonversi jadi sawit karena lokasinya di Jateng dan Jatim, sedang tebu tidak cocok karena arealnya berbukit.