2nd T-POMI
2023, 22 November
Share berita:

JAKARTA, mediaperkebunan.id – The SMallholder Inclusion for better Livelihood & Empowerment (SMILE) yang diluncurkan Apical dan Asian Agri pada tahun 2020, telah berhasil meningkatkan semangat petani dan mendukung praktik berkelanjutan di industri kelapa sawit Indonesia. Di tahun ketiganya meraih sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Dengan fokus pada inklusivitas dan kolaborasi, program SMILE menyebutkan capaiannya dalam membina petani. Koperasi Asosiasi Petani Sawit Anugrah beranggotakan 238 petani dengan total lahan lebih dari 571 hektare meraih sertifikat keberlanjutan pada Pertemuan RT RSPO 2023 di Jakarta.

Asosiasi Petani Sawit Swadaya Anugrah Indragiri Hulu, Riau, menjadi koperasi ketiga binaan SMILE berhasil menerima sertifikat RSPO. Program Inklusi Petani untuk Penghidupan & Pemberdayaan yang Lebih Baik ini sudah 628 petani swadaya dari program bersertifikat.

Ketua Asosiasi Petani Sawit Swadaya Anugrah Sutoyo menuturkan, perjalanannya untuk meraih sertifikat RSPO tidak mudah pada awalnya. “Karena banyak anggota yang tidak memahami keberlanjutan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Namun, lanjut Sutoyo, upaya pendampingan yang dilakukan team dari program SMILE sangat luar biasa. Tim membantu dan membimbing anggota dalam setiap tantangan yang mereka hadapi, dan memberikan solusi terbaik untuk membuat pelatihan dan audit dapat dicapai.

“Kisah Sutoyo memberikan contoh kekuatan kolaborasi dan motivasi bersama yang pantang menyerah,” kata Sustainability Head Asian Agri Ivan Novrizaldie.

Dengan tekad yang teguh, kata Ivan, Sutoyo dan koperasinya menerapkan praktik berkelanjutan, mengatasi tantangan audit, dan berhasil meraih Sertifikat RSPO. “Pencapaian mereka menyoroti pentingnya kepercayaan dan keyakinan bersama dalam menemukan solusi,” ujarnya.

Ivan mengatakan, petani memainkan peran penting dalam sektor kelapa sawit di Indonesia dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total produksi minyak kelapa sawit negara. Namun, mereka menghadapi banyak tantangan dalam memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat sambil berupaya meningkatkan produksi.

Baca Juga:  Harga TBS Petani Mitra Swadaya di Riau Naik Jadi Segini

Karena jumlah petani swadaya saat ini kurang dari 20 persen dari total petani yang bersertifikat, maka tantangannya jelas. “Menyadari pentingnya mengatasi kesulitan ini, Apical, Asian Agri, dan Kao bermitra untuk meluncurkan Program SMILE,” jelas Ivan.

Director of Sustainability Apical Group Bremen Yong  percaya bahwa keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama dan dengan memupuk inklusivitas. “Kita dapat membuat perbedaan, dan satu-satunya solusi adalah melalui kepercayaan yang kuat dan semangat kolaborasi,” tegasnya.

Menurut Yong, program SMILE bukan hanya sekedar dampak positif yang telah dicapai. Namun juga upaya kolaboratif yang dipupuk di seluruh rantai pasokan.

“Keberhasilan Sutoyo melambangkan pentingnya upaya berkelanjutan SMILE untuk memastikan bahwa petani kecil dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memastikan praktik pertanian yang baik berkelanjutan,” ujar Yong.

RSPO Head of Smallholders Programme Indonesia Guntur Cahyo Prabowo mengatakan, RSPO mendorong dan mendukung sepenuhnya kolaborasi SMILE antar pelaku rantai pasok kelapa sawit dalam peningkatan kapasitas petani swadaya di Indonesia.

“Inisiatif terdepan ini menawarkan model bisnis yang signifikan yang berkontribusi terhadap aspirasi kolektif kami dalam memberdayakan petani untuk meningkatkan penghidupan dan meningkatkan inklusi petani swadaya untuk mencapai minyak sawit berkelanjutan sepenuhnya,” ujar Guntur. (*)