2nd T-POMI
2021, 17 Desember
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Pada acara Peringatan Hari Perkebunan yang diselenggaran Media Perkebunan, 17 Desember 2021, diberikan penghargaan kepada produsen dan penangkar benih. Salah satunya adalah PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) sebagai Produsen Benih Terbaik dan Pro Rakyat. Penghargaan diberikan oleh Plt Dirjen Perkebunan, Ali Jamil kepada Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Edwin Syahputra Lubis.

Edwin mengucapkan terima kasih kepada Media Perkebunan dan Ditjen Perkebunan atas apresiasi dan penghargaan kepada PPKS sebagai Produsen Benih Terbaik dan Pro Rakyat. “Hal ini tentunya akan menjadi motivasi bagi PPKS untuk terus meningkatkan pelayanan dan riset dalam upaya menghasilkan varietas dan kualitas benih yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia untuk mencapai suatu perkebunan yang berkelanjutan,” katanya.

Kedepannya PPKS akan terus berupaya untuk menghasilkan berbagai inovasi-inovasi hasil riset yang bermanfaat bagi seluruh stakeholder kelapa sawit Indonesia, seperti improving digitalisasi untuk memudahkan akses informasi dan pembelian produk/bahan tanaman, perakitan varietas baru, mendorong rakyat untuk mempunyai pabrik kelapa sawit (PKS), pembuatan pupuk hayati yang terjangkau dan ramah lingkungan, sosialisasi zero tolerance benih ilegitim dan sebagainya.

“Kami juga ingin mengucapkan permohonan maaf atas segala ketidaksempurnaan pelayanan sehingga menyebabkan belum terealisasinya pemenuhan atas setiap permintaan kecambah oleh para konsumen. Kedepannya kami akan selalu berbenah diri untuk meningkatkan pelayanan terbaik,” kata Edwin lagi.

Penyaluran Kecambah Kelapa Sawit (KKS) oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sampai dengan November 2021 sebanyak 30.893.376 bulir KKS dengan share market terbesar nasional atau sebesar 32,16% terhadap 18 produsen sawit lainnya di Indonesia.

Berdasarkan penyaluran KKS itu terlihat konsumsi atau pemakai terbesar selama 6 tahun terakhir (dari tahun 2015 hingga 2021) adalah perkebunan sawit rakyat. Dari data tahun 2021, penyaluran KKS kepada perkebunan petani sawit sebesar 73,72%, kemudian disusul oleh perkebunan swasta sebesar 12,03%, penggunaan internal sebesar 8,20%, dan perkebunan negara 6,05%.

Baca Juga:  Potensi Perkebunan Sawit Rakyat yang Berkelanjutan

Adapun varietas paling diminati konsumen adalah varietas Simalungun, varietas PPKS 540 dan Yangambi. Varietas Simalungun memiliki sifat unggul quick starter, persentase mesokarp yang tinggi (PKO lebih tinggi daripada PPKS 540), dan daya adaptasi tinggi. Varietas PPKS 540 memiliki sifat unggul quick starter, persentase mesokarp yang tinggi (lebih tinggi daripada varietas Simalungun, namun PKO yang lebih rendah), dan daya adaptasi tinggi. Varietas Yangambi memiliki sifat unggul potensi produksi CPO dan PKO yang tinggi serta rerata bobot tandan (RBT) yang tinggi.

Berdasarkan data, petani yang paling banyak menggunakan kecambah PPKS berasal dari Propinsi Riau mencapai hampir 11 juta butir atau sebanyak 24% dari total kecambah yang disalurkan. Kemudian petani dari Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi Jambi. Sementara kecambah yang disalurkan kepada petani didominasi oleh varietas DxP Simalungun ada sebanyak 32% serta varietas DxP Yangambi, DxP PPKS 540, dan DyP SP-1 (Dumpy) masing-masing sebesar 25%, 18 %, dan 14%.

Sedangkan varietas kelapa sawit produksi PPKS yang diminati petani adalah varietas DxP Yangambi, SP-1 (Dumpy), Avros, Langkat, Simalungun, PPKS 540, PPKS 718, dan PPKS 239. Berdasarkan lokasi, kecambah disalurkan setiap regional berbeda-beda proporsi varietasnya. Varietas DxP Simalungun dominan pada regional Sumatera, Jawa dan Sulawesi – Papua. Regional Kalimantan yang dominan adalah DxP Yangambi.

Untuk mendukung program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat) PPKS punya Program Penyaluran Benih Sawit untuk Penangkar ( ProPAKAR) . Ini merupakan program besar PPKS karena PSR perlu didukung ketersediaan bibit kelapa sawit siap tanam yang berkualitas, tepat umur dan tepat lokasi. PPKS sebagai sumber benih unggul kelapa sawit telah mengembangkan program ini sejak tahun 2003 hingga sekarang.

Baca Juga:  Harga Sawit Riau Rp 2.303 Per Kg

Penyediaan bibit siap tanam dapat dilakukan melalui mekanisme waralaba dan penangkar bibit dan dikembangkan di sentra-sentra peremajaan atau wilayah yang berdekatan dengan sentra peremajaan. Pemetaan wilayah yang akan diremajakan menjadi penting dalam menentukan titik titik pengembangan waralaba.

Penentuan titik waralaba dan penangkar diharapkan menjadi supporting business penyediaan benih unggul untuk peremajaan pada Kabupaten dan Provinsi. Konsep usaha pembesaran benih kelapa sawit melalui waralaba dan penangkar sejalan dengan program Desa Mandiri Benih Kementerian Pertanian merujuk kepada membangun kemandirian penyediaan benih pada sebuah desa dengan melibatkan masyarakat.

Pewaralaba dan penangkar membeli dari sumber benih dan melakukan pembesaran benih kelapa sawit di wilayah tertentu di bawah pengawasan Dinas Perkebunan/UPTD dan sumber benih.

Tantangan dalam pengembangan waralaba dan penangkar bibit kelapa sawit mencakup beberapa hal. Pertama, keberadaan penangkar yang belum memiliki kemampuan dan integritas dalam melaksanakan kegiatan pembibitan. Kedua, penyediaan modal awal yang cukup besar untuk investasi lahan, peralatan dan benih kelapa sawit. Ketiga, pengawasan dalam penyaluran bibit siap tanam sesuai dengan kriteria dan prosedur yang telah ditetapkan. Keempat, teknologi untuk memastikan kemurnian genetik benih.