2nd T-POMI
2023, 25 Oktober
Share berita:

Surabaya, Mediaperkebunan.id

Pekan Riset Sawit Indonesia Tahun 2023 (PERISAI 2023) diharapkan dapat menciptakan kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga penelitian/perguruan tinggi dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan industri kelapa sawit Indonesia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan demi tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s). Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS menyatakan hal ini ketika membuka Perisai 2023.

“Harapan saya, acara hari ini menjadi sebuah sarana untuk mempertemukan Peneliti dengan Pelaku di Industri sawit termasuk pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Dalam acara ini dibuka ruang diskusi antara peneliti dengan stakeholder kelapa sawit dan lebih lanjut jika diperlukan akan disiapkan business matching antara peneliti dengan stakeholder industri sawit,” kata Eddy lagi.

BPDPKS juga  membuka beberapa stan untuk dapat diisi  industri. Harapannya, adanya keterlibatan industri secara aktif dalam mendukung riset dapat menjadi sebuah jembatan / conjunction yang dapat menghubungkan antara dunia riset dengan DUDI (Dunia Usaha – Dunia Industri). Dari sanalah, proses komersialisasi akan terjadi, dan itu sangat diharapkan BPDPKS.

Hasil riset yang disuguhkan  sangat menarik dan besar manfaatnya bagi kemajuan sawit Indonesia meliputi 1. Topik Bioenergi: “Peran Industri Sawit dalam Mendukung Kemandirian Energi”;  2. Topik Lingkungan: “Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit dan Mitigasi Emisi”;  3. Topik Biomaterial: “Biomaterial Sawit dalam Mendukung Ekonomi Kreatif”;  4. Topik Budidaya: “Solusi Hambatan Abiotik dan Penyehatan Tanaman Kelapa Sawit” ;5. Topik Pangan dan Kesehatan: “Food and cosmetics” Ingridients and its Safety”; 6. Topik Sosial/Ekonomi/Manajemen/Pasar/ICT: “Penguatan Industri Sawit dari Aspek Daya Saing dan Keberlanjutan.

Program Grant Riset Sawit telah dilaksanakan sejak tahun 2015 dimana BPDPKS telah mendanai sebanyak 329 kontrak perjanjian kerjasama dengan 88 lembaga litbang dengan keterlibatan 1202 peneliti yang tersebar di 19 provinsi. Dalam upaya komersialisasi, BPDPKS bekerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) melaksanakan Valuasi Kesiapan Teknologi untuk Komersialisasi terhadap invensi hasil riset yang didanai BPDPKS (Grant Riset Sawit). Terdapat 30 invensi hasil riset GRS yg siap komersialisasi dan beberapa sudah mendapatkan pernyataan minat dari investor dengan komitmen dalam bentuk Letter of Intent (LoI) dan/atau perjanjian kerahasiaan teknologi berupa non-disclosure agreement (NDA).

Baca Juga:  WHO TANGGAPI SURAT DMSI, HAPUS SAWIT DARI FLYER JANGAN DIKOMSUMSI

Program Penelitian dan Pengembangan Sawit merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk melakukan penguatan, pengembangan dan peningkatan pemberdayaan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinergi di sektor hulu dan hilir, yang dimulai dari mahasiswa Indonesia agar minat meneliti kelapa sawit ditumbuhkembangkan sejak dini demi terwujudnya industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

Deputi Kemenko Perekonomian Bidang Pangan dan Agribisnis , Musdhalifah Machmud berharap banyak pada Perisai 2023 terutama hasil riset bisa diimanfaatan industri supaya tetap sustainable, dan ada inovasi dan terobosan baru.  

Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyatakan industri kelapa sawit berperan besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca menuju net zero emision tahun 2060. Industri sawit lewat biodiesel merupakan champion dalam dekarbonisasi . Hasil-hasil riset diharapkan menghasilkan teknologi produksi yang mampu menurunkan emisi , seperti pada teknologi pengolahan TBS tanpa uap mampu menekan emisi sampai 20%. “Kami harapkan riset untuk menghasilkan proses rendah emisi ini dikembangkan,” katanya.

Edy Martono, Ketua Umum GAPKI sangat berharap pada riset untuk menghasilkan bahan tanaman unggul tahan Ganoderma. Ganoderma merupakan ancaman sangat serius terhadap eksistensi kelapa sawit Indonesia.