2nd T-POMI
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Perlambatan arus perdagangan dunia akibat pandemi Covid-19 rupanya tak berpengaruh bagi komoditas rempah Indonesia. Komoditas rempah seperti lada, pala dan cengkeh tercatat mengalami kenaikan ekspor dibanding tahun 2019. Negara-negara di Uni Eropa seperti Belanda, Perancis, Jerman, Belgia, Italia, Spanyol dan Yunani adalah negara-negara tujuan ekspor komoditas hasil perkebunan tersebut.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengungkapkan peningkatan ekpor tersebut seiring dengan upaya pemerintah dalam perundingan Indonesia dengan European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA).

Menurut Kasdi, Uni Eropa merupakan salah satu Kawasan yang menjadi mitra perdagangan penting bagi ekspor Indonesia. “Walaupun di tengah pandemi, ekspor komoditas perkebunan, terutama rempah, ke Uni Eropa cukup berkontribusi menyumbang devisa negara,” ucap Kasdi, beberapa waktu lalu.

Kinerja ekspor rempah Indonesia ke Uni Eropa, tambah Kasdi, menunjukkan perkembangan yang positif. Dari data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, selama periode Januari hingga April tahun 2020, ekspor lada tercatat 1,69 juta ton denga nilai mencapai 5,75 juta dolar AS. Dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019, ekpor lada meningkat sebesar 1,32 juta ton dengan nilai 5,13 juta dolar AS.

Sementara komoditas pala meskipun mengalami penurunan volume dari 1,37 juta ton di tahun 2019 menjadi 1,37 juta ton di tahun 2020. Namun nilainya mengalami kenaikan dari 10,79 juta menjadi 12,6 juta dolar AS. Demikian pula dengan cengkeh yang mengalami kenaikan volume dari 300,8 ribu ton di tahun 2019 menjadi 380,8 ribu ton di tahun 2020.

Peningkatan ekspor rempah tersebut, menurut Kasdi, tidak lepas dari upaya Ditjen Perkebunan memenuhi target peningkatan ekspor tiga kali lipat (gratieks) pada tahun 2024 seperti yang telah dicanangkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Baca Juga:  SINERGITAS PERKUAT PENGEMBANGAN KELAPA PANDAN WANGI

“Kita mendorong akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan seperti yang ditargetkan Menteri Pertanian. Melalui gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks), kita dorong peningkatan ekspor melalui berbagai kebijakan dalam peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing,” jelas Kasdi. (YR)