2nd T-POMI
2022, 27 November
Share berita:

Purwakarta, Mediaperkebunan.id

PT Bio Industri Nusantara (Bionusa) yang merupakan anak perusahaan PTPN III Holding bergerak dibidang industri, perdagangan dan jasa konsultasi teknis pertanian/perkebunan. Saat ini ada 6 produk yang diproduksi dan dipasarkan sendiri, sedang yang menjadi unggulan adalah Marfu-P, Pupuk Hayati Emas (PHE) dan Kompota. Tantan Roswana, Direktur PT Bionusa menyatakan hal ini pada Media Perkebunan, didampingi Dede Kusdiman, Senior Executive Vice President Operation (SEVP) Operation PT Bionusa.

Marfu-P merupakan perintis produk pengendalian ganoderma di Indonesia. Formulasinya berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan terdiri dari jamur Trichoderma koningii dan Trichoderma harzianum. Sangat efektif untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan Ganoderma boninense pada kelapa sawit, jamur akar putih pada karet, penyakit busuk akar dan busuk daun pada kentang, dan yang sekarang sedang tren untuk penyakit busuk pangkal batang dan busuk akar pada porang.

Kelebihan Marfu-P dibanding produk lain yang sejenis adalah pembuatannya melalui proses sterilisasi. Bahan baku yang digunakan adalah dedak dan kotoran hewan (kohe). Kohe yang digunakan harus sudah terdekomposisi dengan sempurna sehingga tidak berbau.

Begitu masuk pabrik Bionusa di Purwakarta, kohe ini dijemur sehingga kadar airnya turun, juga untuk mengetahui apakan masih berbau atau tidak. Kalau masih berbau maka diberi bioagrodeco untuk proses dekomposisi lanjutan. Setelah itu baru diproses lebih lanjut.

Kohe ini akan digiling kemudian diayak, masing-masing diayak sesuai keperluanya. Untuk Marfu-P misalnya maka menggunakan ayakan 1,5 mm, sedang Kompota 5 mm. Jadi dari proses awal sudah dipisah untuk produk-produk Bionusa.

Pembeda Marfu-P dengan produk lain yang sejenis yaitu bahwa bahan baku untuk pembuatan Marfu melalui proses sterlisasi, sehingga semua mikroba dan patogen penyebab penyakit mati dalam proses ini. Setelah itu baru ditambahkan jamur Trichoderma koningii dan Trichoderma harzianum.

Baca Juga:  Harga TBS di Kalimantan Mengalami Kenaikan pada April 2024

Sterilisasi dilakukan pada suhu 121° Celsius dan tekanan 1,2 bar selama 15 menit. Sedang waktu sterilisasi total mulai dari pengisian sampai selesai adalah 1 jam. Sedang produk serupa dari perusahaan lain tidak melalui proses sterlisasi.

Aplikasi Marfu-P dilakukan pada pembibitan yaitu 20 gr per polybag pada pre nursery dan main nursery, penanaman awal 500 gr/lubang tanam, TBM dan TM. Marfu-P diaplikasikan untuk mencegah ganoderma bukan untuk menyembuhkan tanaman terserang.

“Saat ini Marfu-P banyak digunakan PTPN dan perusahaan swasta. Karena sangat efektif dan efisien maka perkebunan besar swasta seperti PT Wilmar Group dan PT Sumatra Bakrie Plantation sudah menggunakan Marfu-P. Saat ini yang pasarnya cukup besar justru di perkebunan kelapa sawit rakyat terutama dengan adanya program PSR,” kata Dede Kusdiman, SEVP Operation PT Bionusa.

Salah satu strategi untuk menjangkau pekebun adalah dengan memperbanyak freelance marketer dan distrbutor. Distributor terikat perjanjian dengan Bionusa, kalau memesan barang harus memberikan uang muka 30-50% baru bisa dikirim. Sedang freelance marketer hanya menghubungkan Bionusa dengan konsumen.

“Misalnya ada KUD butuh 50 ton. Feelance marketer hubungi kita ada permintaan KUD. Kita siapkan dan bila KUD sudah membayar maka keesokan harinya fee marketing langsung ditranfer ke freelance marketer. Ini merupakan bentuk promosi dan upaya memperluas jaringan pasar. Satu distributor dan freelance marketer hanya beroperasi di satu kabupaten saja,” kata Dede lagi.

Harga mengacu pada loco pabrik di Purwakarta , saat ini Rp 8.400/kg . Kalau ada pembeli dari Aceh, Riau, Kalimantan tinggal menambah ongkos kirim saja. Saat ini Bionusa sedang fokus pada daerah yang PSR cukup luas seperti Riau, juga Sumut dan Kalimantan.

Baca Juga:  HARGA TBS PETANI KEMITRAAN STABIL, SWADAYA TURUN

Riau dan Sumut tanaman sawitnya sudah memasuki generasi 2-3 dan merupakan daerah endemik ganoderma. Sedang Kalimantan di beberapa daerah meskipun baru generasi satu sudah ada yang terkena ganoderma. Bionusa baru saja mengirim Marfu-P yang dibeli pekebun di Pontianak dan Singkawang.

Trend penjualan Marfu-P tahun 2021 naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 2020. Tahun 2020 340 ton sedang tahun 2021 585 ton. Tahun 2022 ditargetkan 1.350 ton. Kapasitas produksi Bionusa adalah 6 ton/hari , bisa dinaikkan jadi 9 ton/hari, bila order banyak maka kapasitas bisa dinaikkan.

Bionusa aktif mensosialisasikan ke pekebun tentang bahanya ganoderma. Kalau tidak dilakukan tindakan maka tanaman bisa mati dan kerugian sangat besar. Manajemen Bionusa sudah melakukan road show ke Riau dan Jambi, setelah itu direncanakan ke Sumut.

Pesaing produk pencegahan ganoderma ini cukup banyak, anak perusahaan PTPN seperti PT RPN juga punya produk serupa, perusahaan swasta banyak , selain itu ada produk impor dari Malaysia. Dede sangat yakin Marfu-P akan tetap dapat bersaing karena prosesnya sangat terjamin. Dari sisi harga masih kompetitif karena tidak beda jauh dengan kompetitor yang bisa dilakukan adalah efisiensi proses produksi.