2nd T-POMI
2019, 14 November
Share berita:

JAKARTA, Perkebunannews.com – Menyusul naiknya permintaan kopi arabika, membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengembangkan lebih banyak varian kopi tersebut. Bahkan kopi arabika spesialty Java Preager laris manis.

Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Jawa Barat Yayan Cahya Permana mengakui, pengembangan kopi arabika di Jabar lebih banyak tahun ini. “Permintaan kopi arabika memang lebih besar tahun ini karena permintaan pasarnya naik, khususnya Java Preager,” ujarnya kepada Perkebunannews.com, Kamis (14/11).

Dari sisi harga, kopi arabika juga mengalami kenaikan. Jika pada 2018 harganya Rp 80.000 per kilogram (Kg), maka pada 2019 harganya mencapai Rp 90.000/Kg. “Malahan di pasar lokal Jabar saja, kopi arabika laris manis,” tandas Yayan lagi.

Yayan menyebutkan, produksi biji kopi arabika di Jabar tahun 2018 mencapai 10.887 ton, sedangkan tahun 2017 produksinya sebesar 9.791 ton. Sementara luas areal arabika juga naik dari 21.732 hektar (Ha) pada 2017 menjadi 25.369 Ha pada 2018.

Demikian juga kopi robusta yang produksinya mengalami kenaikan dari 8.205 Ha (2017) menjadi 9.975 Ha (2018). Sedangkan luas areal kopi robusta naik tipis dari 17.546 Ha (2017) menjadi 17.733 Ha.

Pengembangan kopi arabika di Jabar meliputi Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang, Subang, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka dan Kuningan. (YR)

Baca Juga:  Komitmen Besar Industri Sawit Terhadap SDGs