2nd T-POMI
2019, 11 November
Share berita:

Pada acara penyerahaan sertifikat ISPO pada tanggal 29 Agustus 2019 lalu, Ketua Umum GAPKI,JokoSupriono, bersama seluruh anggota GAPKI se Indonesia mendeklarasikan bahwa pada akhir tahun 2020 semua anggota GAPKI sudah bersertifikat ISPO.

Pada saat ini anggota GAPKI sebanyak 725 perusahaan sawit dengan luasan kurang lebih 3.1 juta ha, dan yang telah bersertifikat ISPO 372 perusahaan atau sekitar 65 % dari jumlah sertifikat ISPO yang telah diterbitkan Komisi ISPO yaitu 566 pelaku usaha perkebunan sawit.

Menurut Joko Supriyono, GAPKI akan berusaha secara maksimal supaya target ini tercapai. “Kita akan terus kejar semua anggota. Banyak faktor di luar kendali GAPKI. Selama masalahnya teknis kita akan bantu, tetapi kalau soal kebijakan itu sudah diluar kemampuan GAPKI,” katanya.

Setiap perusahaan yang sedang dalam proses ISPO dimonitor sampai sejauh mana pencapaiannya. Bila ada masalah maka GAPKI akan berusaha membantu. Salah satu bantuan GAPKI adalah dengan klinik ISPO yang merupakan kerjasama antara GAPKI pusat dan daerah.

Tujuan klinik ISPO antara lain adalah mendorong percepatan sertifikasi ISPO bagi perusahaan perkebunan sawit khususnya anggota GAPKI. Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan klinik ISPO di enam propinsi yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat. Pada acara klinik ISPO tersebut ternyata selain dihadiri oleh anggota GAPKI juga tidak sedikit dihadiri non anggota.

Perusahaan kelapa sawit di beberapa daerah menyatakan kegiatan ini sangat bermanfaat terutama perusahaan yang belum memiliki Sertifikat ISPO.

Baca Juga:  Tiga Cara Pengendalian Hama Tikus di Perkebunan Kelapa Sawit