2nd T-POMI
2019, 27 Februari
Share berita:

Purwakarta – Demi menggerakan ekonomi pertanian di Purwakarta maka Kementerian Pertanian mengucurkan Rp 15 miliar.

Pemberian bantuan ini merupakan bentuk apresiasi dari Kementan kepada para petani atas prestasinya dalam mempertahankan swasembada pangan dan yang berkelanjutan. Penyuluh dan petani harus tetap bekerja keras dalam mewujudkan lumbung pangan dunia 2045.

“Penyuluh dan petani harus memiliki daya saing, inovatif dan memberi manfaat lebih luas bagi pembangunan pertanian Indonesia”, kata Syukur Iwantoro, Sekjend Kementan, mewakili Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian dalam sambutan Temu Teknis Penyuluh Pertanian dan Petani Andalan.

Lebih lanjut, Syukur menguraikan Rp 15 miliar tersebut diberikan dalam bentuk 21 ribu batang benih pala, benih padi sawah 3 ribu hektar, benih manggis 3.700 pohon, benih sayuran untuk 50 Ha, 5.000 ekor ayam untuk KUP Ponpes, 200 ekor ayam untuk rumah tangga miskin (RTM), 500 ekor domba, dan berbagai Alat Mesin Pertanian (Alsintan).

Sehingga melalui bantuan dan temu temu teknis penyuluh pertanian dan petani andalan ini diharapkan akan menginspirasi petani dan santri tani milenial untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia pertanian. Yakni untuk lebih giat lagi melakukan pendampingan, penerapan teknologi dan mewujudkan swasembasa pangan berkelanjutan.

“Potensi petani milenial dalam peningkatan ekspor pertanian semakin signifikan dan juga peningkatan kesejahteraan petani,” tegas Syukur.

Ditempat yang sama, Agus Wahyudi, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah mengatakan bahwa pala yang ada di Jawa Barat (Jabar) seperti Purwakarta ini cukup potensi namun banyak yang tua sehingga perlu diremajakan.

“Sehingga dengan bantuan benih ini maka diharapkan bisa meningkatkan ekonomi petani, sebab dengan benih unggul berserifikat ini maka produksi yang dihasilkan akan meningkat,” terang Agus kepada perkebunannews.com

Baca Juga:  Alsintan Dorong Transformasi Perkebunan Tradisional ke Modern

Bahkan, menurut Agus pala yang ada di Jabar ini pasarnya pun tidak hanya untuk dalam negeri tapi untuk diekspor. “Sebab, ada banyak yang bisa dimanfaatkan dari pala ini, dagingnya bisa dimakan dan pasarnya untuk dalam negeri, sedangkan kulit dan bijinya untuk bahan rempah-rempah dan pasarnya ekspor,” terang Agus.

Sementara itu, Ardi petani pala asal Purwakarta menyabut baik atas bantuan benih pala yang diberikan oleh Kementan. “Hal ini karena dengan bantuan tersebut saya bisa menggati tanaman saya yang usianya sudah tua dengan benih unggul,” pungkas Ardi. YIN