2nd T-POMI
2018, 8 Maret
Share berita:

Isu munculnya revolusi industri generasi 4 membuat Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta menyiapkan transformasi tahap ketiga bernama New Instiper With Advance Technoloy 18-22. Transformasi Instiper ini sudah disiapkan sejak tiga bulan lalu.

Hal tersebut dikatakan Rektor Instiper Purwadi dalam sambutannya pada kuliah umum Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi dan peresmian Grha Instiper, di Yogyakarta, Rabu (7/3). Hadir dalam peresmian itu Menristekdikti M. Natsir, Koordinator Kopertis Wilayah V, dan para pejabat terkait.

Purwadi mengatakan, saat ini dunia pendidikan tinggi dikejutkan dengan isu terkait disrupsi fertigyn hp 5000 di sun pharma in italia hcg yang akan terjadi pada pengelolaan perguruan tinggi. “Oleh karena munculnya revolusi industri generasi 4, yang tidak hanya merubah kompetnsi SDM, juga model pembelajaran di perguruan tinggi,” ujarnya.

Dalam kaitan itu, lanjut Purwadi, sejak tiga bulan lalu Instiper telah menyiapkan diri untuk melakukan transformasi manajemen. Instiper telah melakukan kick off meeting yang diikuti oleh pembina, pengawas dan pengurus yayasan dengan semua pejabat struktural dan dosen Instiper untuk persiapan akhir dan persetujuan dimulainya transformasi instiper tahap ketiga. Transformasi tersebut diberikan nama: NEW INSTIPER with ADAVANCE TECHNOLOGY 18-22. NIWAT 18-22.

Bersamaan dengan itu, Menristekdikti berkesempatan meresmikan Gedung Grha Instiper yang dibangun dalam lima tahun terakhir. Instiper juga saat ini telah mulai pembangunan dua gedung baru yaitu Perpustakaan Pusat seluas 2200 m2 (4 lantai) dan Gedung Instalasi Pilot Plan Lapangan di kampus lapangan di Bawen Ungaran (Stiper Edu Agro Tourisme).

Instalasi pilot plan tersebut melengkapi bangunan yang telah ada berupa asrama mahasiswa sebanyak 20 kamar yang menampung 120 mahasiswa, ruang kelas dan ruang rapat juga cafe (ruang makan). Dengan tambahan gedung pilot Plan maka kelengkapan sebagai kampus lapangan mendekati lengkap. Grha Instiper menelan biaya sekitar Rp 22 miliar dan dua gedung yang sekarang dimulai di bangun (Perpustakaan dan Pilot Plan akan membutuhkan biaya Rp 22 miliar).

Baca Juga:  Inovasi Kunci Keberhasilan Sawit Berkelanjutan

“Kami beryukur bahwa semua ini bisa dibiayai secara mandiri dari pengelolaan uang dari mahasiswa. Kedua gedung tersebut masih harus diisi peralatan-peralatannya. Untuk itu mohon Bapak Menristekdikti untuk dapat membantu mengisi peralatan-peralatan dari Perpustakaan dan Instalasi Pilot Plan tersebut,” ujar Purwadi. (YR)