2nd T-POMI
2017, 10 Juli
Share berita:

Sebagai produsen terbesar dan salah satu eksportir terbesar minyak sawit dunia, Indonesia harus bisa memanfaatkan surplus produksi minyak sawit dan tandan kosong untuk menjadi pemimpin dunia dalam produksi dan pemanfaatan bahan bakar nabati biohidrokarbon (green biodiesel, bensin nabati dan bioavtur) maupun bahan bakar nabati oksigenat (biodiesel dan bioetanol).

Tatang H Soeriawidjaja, Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI), anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan staf pengajar program studi Bioenergi dan Kemurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung menyatakan hal ini pada seminar Inovasi dan Teknologi Terkini Dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Sawit Secara Berkelanjutan yang diselenggarakan Media Perkebunan/Perkebunannews.com.

Sinergi yang harmonis dan orkestral diantara instansi pemerintah (Kementerian Keuangan, ESDM, Ristek Dikti dan BPDPKS), dunia usaha (GAPKI, APROBI dan GIMNI), akademisi dan peneliti sangat diperlukan untuk merealisasikan potensi ini. Tentu caranya bukan dengan jalan pintas tetapi melalui proses penelitian sehingga hasilnya optimal. Dana untuk penelitian bidang ini harus diperhatikan.

Minyak sawit adalah yang paling siap untuk bahan bakar nabati karena bahan baku sudah siap, suplai yang memadai, produktivitas tinggi, biaya produksi paling rendah diantara minyak nabati lainnya.

CPO berkomposisi asam-asam lemak jenuh dan tak jenuh seimbang (palmitat-oleat), baik untuk produksi green diesel maupun bensin nabati. CPKO adalah minyak laurat yang sangat cocok untuk bioavtur. Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi 31 juta ton CPO atau sama dengan 600.000 barrel/hari, 350 barrel diekspor dalam bentuk mentah.Lewat penelitian sudah saatnya ekspor dalam bentuk produk.

Keunggulan lain sawit adalah untuk setiap ton CPO didapatkan 1,1 ton tandan kosong sawit. Tandan kosong merupakan biomassa lignoselulosik (terdiri atas dan bisa difraksionasi menjadi selulosa, hemiselulosa dan lignin. Karbohidrat selulosa dan hemiselulosa adalah sumber monosakarida glukosa dan ksilola. Suatu teknologi biologi sintetik berbasis ragi Saccaromyces cereviseae telah berhasil diterapkan di Brazil untuk memproduksi bioavtur dari glukosa dengan cara fermentasi (teknologi Amyris).

Baca Juga:  Resolusi Sawit Eropa, Bentuk Proteksi Perdagangan