2nd T-POMI
2023, 12 Desember
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Petani fokus saja pada upaya meningkatkan produktivitas, jangan  berkeinginan  merambah berbagai bisnis sawit. “Terapkan Good Agricultural Practises di kebun. Sekarang produktivitas masih rendah, fokus saja di situ dulu,” kata Ketua Umum Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan/Dirjen Perkebunan periode 2006-2010, Achmad Mangga Barani.

Sekarang kebun petani belum optimal, produktivitasnya masih rendah sehingga pendapatan juga tidak seperti yang diharapkan. “Namanya petani kalau mau meningkatkan pendapatan optimalkan dulu produktivitasnya. Kalau produktivitas naik pendapatan juga akan naik seperti yang diharapkan. Rawat kebun dengan baik ,” katanya lagi.

Kalau petani ingin mengurus semua , bisnis sawit seperti membangun pabrik kelapa sawit, maka pada akhirnya semuanya akan berjalan tidak optimal. Produktivitas  TBS belum optimal nanti PKS akan beroperasi dibawah kapasitasnya, akhirnya rugi. “Sekali lagi saya minta petani fokus saja di kebun. Urus kebun dengan baik,” katanya.

Anak-anak petani yang mendapat beasiswa BPDPKS tujuan awalnya adalah mereka kembali ke kebun orang tuanya untuk mengelola kebun secara modern sehingga produktivitasnya meningkat. Tetapi yang terjadi sekarang setelah tamat mereka malah bekerja di perusahaan. Kebun petani belum tersentuh juga.

Pak Mangga menyarankan supaya beasiwa BPDPKS kedepan  tidak berfokus pada agronomi saja tetapi program studi lain yang bisa mengembangkan bisnis sawit selain kebun. Jadi anak-anak petani dapat beasiswa kalau perlu sampai S2 ketika mereka tamat bisa mengembangkan bisnis sawit seperti aspek perdagangan karbon, pabrik kelapa sawit dan lain-lain.  Anak muda lebih tepat bisnis  yang banyak sentuhan teknologinya , sehingga  terjadi diversifikasi pendapatan sekaligus menjaga produktivitas kebun tetap terjaga.

Baca Juga:  Kao, Apical, dan Asian Agri Bergandengan berdayakan Petani melalui Program SMILE