2nd T-POMI
2024, 5 April
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Produksi dan ekspor Crude Palm Oil (CPO) pada bulan Januari 2024 dikabarkan meningkat tajam. Produksinya sendiri mengalami peningkatan sebanyak 5,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu mencapai 4.232 ribu dari yang sebelumnya 3.996 ribu ton pada bulan Desember 2023.

Tak hanya CPO, Palm Karnel Oil (PKO) juga diperkirakan mengalami peningkatan produksi sekitar 5,91 persen pada bulan Januari 2024 dari 380 ribu ton pada bulan Desember 2023 menjadi 402 ribu ton.

Dilansir dari Siaran Pers Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), kenaikan produksi CPO dan PKO sejalan dengan ketuntasan panen yang lebih optimal pada bulan Januari pasca banyaknya hari libur di bulan Desember yang mempengaruhi hari panen dan produksi.

Kendati demikian, total konsumsi dalam negeri bulan Januari 2024 disebut mengalami penurunan 2,64 persen lebih rendah dibandingkan Desember 2023, yaitu hanya 1.942 ribu ton. Hal ini terjadi baik untuk pangan, oleokimia, maupun biodiesel yang merupakan fenomena musiman karena hari besar Natal dan musim liburan akhir tahun.

Dari sisi ekspor, kinerja di bulan Januari mencapai 2.802 ribu ton atau naik 14,63 persen atau 2.451 ribu ton dari ekspor bulan Desember 2023. Di bulan Januari 2024, kenaikan dalam jumlah yang fantastis terjadi pada ekspor CPO dengan angka meencapai 80,47 persen. Dari 192 ribu ton pada bulan Desember 2023 menjadi 347 ribu ton pada bulan Januari 2024.

Sementara itu, ekspor olahan minyak sawit naik sekitar 14,26 persen dari 1.683 ribu ton di bulan Desember 2023 menjadi 1.922 ribu ton pada bulan Januari 2024.

Kenaikan ekspor CPO yang fantastis ini terjadi pada empat negara yaitu, EU, Pakistan, Afrika, dan India. Secara nominal, kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan EU yakni sebesar 188 ribu ton dari 180 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 368 ribu ton pada Januari 2024 (+104,52%). Kemudian ekspor ke Pakistan sebesar 149 ribu ton dari 135 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 284 ribu ton pada Januari 2024 (+110,91%) dan tujuan Afrika sebesar 107 ribu ton dari 240 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 347 ribu ton pada Januari 2024 (+44,33%) serta tujuan India sebesar 93 ribu ton dari 434 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 527 ribu ton pada Januari 2024.

Baca Juga:  Menko Airlangga Sebut Ekspor Sawit Ditopang Petani

Indonesia mengalami kenaikan, China yang merupakan salah satu importir terbesar minyak nabati dunia tercatat mengalami penurunan impor minyak sawit dari Indonesia pada bulan Januari 2023 yakni sebesar 193 ribu ton dari 569 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 375 ribu ton pada Januari 2024 (-34,02%) diikuti oleh USA sebesar 106 ribu ton turun dari 301 ribu ton pada Desember 2023 menjadi 195 ribu ton di Januari 2024 (-35,27%). Nilai ekspor pada Januari 2024 mencapai USD 2.304 milliar atau naik 10,63% dari nilai ekspor pada Desember 2023 yakni sebesar USD 2.082 milliar. Kenaikan nilai ekspor utamanya selain karena volume juga karena kenaikan harga rata-rata CPO, yakni dari USD 944 menjadi USD 958/ton Cif Rotterdam (Oil World).

Dengan stok awal Januari sebesar 3.146 ribu ton, produksi CPO dan PKO 4.634 ribu ton, konsumsi dalam negeri 1.942 ribu ton dan ekspor 2.802 ribu ton, maka stok akhir Januari 2024 diperkirakan sekitar 3.040 ribu ton.