2nd T-POMI
2023, 12 November
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.co.id

Badan Standarisasi dan Instrumentasi Pertanian menandatangani MoU dengan Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara dan PT Cargill untuk membangun kebun benih kelapa Bido. Penandatangan kerjasama dilakukan oleh Kepala BSIP Fadjry Djufry, Bupati Minahasa Frangky Doni Wongkar dan Presdir Cargill Indonesia Christine.

Akan dibangun 25 Ha kebun sumber benih Kelapa Bido di 3 kecamatan. Dalam kerjasama ini Pemkab Minahasa Selatan memfasilitas kebun untuk dijadikan kebun sumber benih dengan memperhatikan rekomendasi dari BSIP Tanaman Palma, Manado. PT Cargill bekerjasama dengan BSIP Tanaman Palma menyediakan benih Kelapa Bido dan pendukung teknis lainnya.

Kerjasama dilakukan tahun 2023 sampai 2025 dengan ruang lingkup selain pembangunan kebun sumber benih adalah peningkatan produktivitas kelapa, ketersediaan dan akses terhadap benih kelapa berkualitas dan unggulan yaitu kelapa Bido dengan karakter pertumbuhan tinggi yang lambat; pengembangan teknologi dan dan metode perbanyakan benih kelapa berkualitas; meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani kelapa.

Fadjry Jufry menyambut baik upaya yang dilakukan Pemkab Minsel untuk mengembangkan kelapa. Kelapa adalah komoditas  rakyat sehingga bisa digunakan secara cepat untuk meningkatkan kesejahteraan di sentra kelapa seperti Jambi, Riau, Sulut, Sulsel, Maluku, Maluku Utara.

“Sampai sekarang kita masih banyak berkuat di on farm padahal cuannya paling banyak di off farm. Semua bagian kelapa bisa diolah jadi cuan. BSIP Tanaman Palma sesuai dengan tugasnya sudah punya standar baik hulu maupun olahan,’katanya.

Kelapa menjadi perhatian pemerintah karena nilai tambah yang bisa  dihasilkannya  besar. Industri yang bergerak di hilir kelapa belum banyak. Selain itu Indonesia punya banyak kelapa eksotik.

Kedepan perbanyakan kelapa harus menggunakan teknologi. Perbanyakan konvensional perlu waktu lama, padahal pengembanganya harus lebih masif lafi untuk menggantikan kelama tua yang sudah sudah dipanjat. Fadjry minta Pemda Minsel dan Cargill untuk mengembangkan kelapa varietas lain. Apa yang dilakukan Cargill menunjukkan perusahaan ikut ambil bagian dalam peningkatan kesejahteraan petani.

Baca Juga:  Tindak Lanjuti Arahan Presiden, Mentan SYL Targetkan Produksi 1 Juta Benih Kelapa

Frangky Dono Wongkar menyatakan Kabupaten Minsel merupakan produsen kelapa terbesar di Sulut. Kemenperin membantu pengembangan industri sabut sedang Kemendag sentra industri kecil menengah, sedang Bappenas memasukkan sebagai kabupaten pengembangan hilirisasi indusri kelapa dalam RPJPMP 2025-2030. MoU ini sejalan dengan visi misi dan program prioritas Minsel.

Luas kebun kelapa di Minsel sekitar 48.000 Ha, sebagian besar pohonnya sudah tua. Pemkab Minsel akan melakukan peremajaan menggunakan kelapa Bido, dengan sifat pertumbuhan tinggi yang lambat. Masyarakat diharapkan berminat meremajakan kelapanya.

Christine menyatakan kelapa Bido merupakan jawaban untuk menghadapi tantangan yang dihadapi saat ini yaitu kesulitan mendapatkan pemetik/pemanjat kelapa karena pohonnya sudah sangat tinggi. Biaya panen mencapai 40% dari biaya produksi.

Kelapa Bido yang pendek membuat biaya panen turun sehingga pendapatan petani tetap terjaga. Sisi lain karena pendek maka rawan pencurian buah kelapa sehingga perlu dijaga dengan baik. Keunggulan kelapa ini buah besar, pendek dan produktivitas tinggi. Diharapkan minat petani Minsel untuk peremajaan meningkat bila menggunakan benih ini.