2nd T-POMI
2020, 26 Januari
Share berita:

Balai Penelitian Palma, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, membuat pola tanam baru kelapa. Menurut Ismail Maskromo, Kepala Balai, kalau pada pola lama ukuran lubang tanam kecil 40 x 40 cm membuat tanah padat/liat dan kurang bahan organik sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Pada pola tanam baru lubang besar dengan pupuk organik 15-20 kg/lubang dan pupuk anorganik sesuai dosis membuat tanaman cepat tumbuh.

Untuk peremajaan, penebangan mencapai 20%/tahun. Jarak dan sistim tanam 6×16 m sehingga 1 ha ada 104 pohon. Dengan cara ini lahan bisa dimanfaatkan secara optimal dengan intercropping. Tanaman pangan sebagai tanaman sela adalah padi ladang, kacang tanah, jagung, ubi jalar. Sedang tanaman hortikultura adalah terong, cabai, tomat dan bawang merah.

Pemeliharaan dilakukan secara intensif , yaitu tahun pertama urea 250 gr/tanaman/tahun, SP36 175 gr dan KCl 350 gr atau kalau menggunakan pupuk majemuk NPK 1 kg. Tahun kedua urea 500 gr, SP36 350 gr, KCl 700 gr atau NPK 2 kg. Tahun ketiga urea 750 gr, SP36 525 gr, KCl 1,1 kg atau NPK 3 kg. Tahun keempat urea 1 kg, SP36 750 gr dan KCl 1,5 kg. Pemberian pupuk organik 3-4 kali setahun kalau menggunakan pupuk organik padat total 15-20 kg/tanaman/tahun.

Bisa juga menggunakan pupuk organik cair dan pupuk hayati. Drainase dan pengairan diatur. Kelembaban tanah dijaga dengan penggunaan mulsa sabut kelapa. Dengan cara baru ini maka keragaan tanaman kelapa menjadi lebih baik.

Baca Juga:  Lada, Teh, dan Kelapa Tingkatkan Devisa dan Ekonomi Petani