2nd T-POMI
2017, 4 April
Share berita:

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman pernah berjanji kepada Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indoenesia (APKASINDO) pada acara Indonesia Palm Oil Conferene (IPOC) 2015 di Bali bahwa pihaknya akan menbantu petani kelapa sawit setelah meningkatkan produksi pangan yaitu padi jagung dan kedelai (pajale).

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekejend APKASINDO, Asmar Arsyad ditemani oleh Wakil Sekjend APKASINDO, Rino Afriano dan anggota lainnya saat berkunjung ke redaksi Media Perkebunan.

Lebih dari itu, menurut Asmar seharusnya sebagai seorang Menteri Pertanian janganlah berpikir sempit bahwa pertanian hanyalah tanaman pangan. Padahal yang namanya pertanian itu mencangkup peternakan, perkebunan, hinggga hortikultura. Sehingga seharusnya sebagai seorang Menteri Pertanian bisa memperhatikan semuanya termasuk perkebunan kelapa sawit.

“Jadi dahulu tahun 2015 Menteri Pertanian pernah berjanji pihaknya akan memperhatikan kelapa sawit setelah membenahi tanaman pangan, sebab tanaman pangan sedang masuk ICU. (Intensive Care Unite) Tapi nyatanya hingga saat ini atau sudah dua tahun berjalan Menteri Pertanian tidak kunjung memperhatikan petani kelapa sawit,” tegas Asmar.

Hal senada diungkapkan, Wakil Sekjend APKASINDO, Rino Afriano bahwa ketidakpedulian Menteri Pertanian kepada petani sawit terlihat pada tidak adanya anggaran pada komoditas kelapa sawit. Padahal negara ini mendapatkan devisa terbesar dari sektor perkebunan terutama pada kelapa sawit.

Terbukti berdasarkan catatan Kementan tahun 2013 sektor perkebunan mampu menyumbang devisa sebesar US$ 21,4 miliar. Dari angka tersebut kelapa sawit menyumbang sebesar US$ 11,5 miliar, karet sebesar US$ 5,27 miliar, kakao sebesar US$ 780 juta, dan US$ kopi 920 juta dolar dan sisanya produk perkebunan lainnya.

“Artinya kelapa sawit ikut andil dalam pemasukan negara bahkan kelapa sawit juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Namun mengapa perhatian kepada petani kelapa sawit justru rendah,” keluh Rino.

Baca Juga:  Sagu, Solusi Pengganti Nasi

Melihat hal tersebut, Rino berharap sebaiknya Menteri Pertanian untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit. Sebab dari total luas lahan kelapa sawit yang saat ini mencapai sekitar 11 juta Hektare (Ha), sekitar 42 persennya dikuasai oleh petani, atau sekitar 4,5 juta Ha dimiliki oleh petani.

Artinya jika lahan milik petani saat ini sebesar 42 persen atau sekitar 4,5 juta Ha, berarti kontribusi crude palm oil (CPO) dari petani sebesar 30 persen dari total produksi CPO saat ini yang mencapai sekitar 33 juta ton. Artinya petani ikut berkontribusi dalam devisa negara.

“Sehingga seharusnya Menteri Pertanian ikut memperhatikan petani sawit khususnya dalam hal peremajaan, dan SDM. Hal ini mengingat saat ini tidak sedikit lahan petani yang sudah tua, dan tidak sedikit pula lahan petani yang dahulu menggunakan benih tidak bersertifikat,” pungkas Rino. YIN