2nd T-POMI
2019, 1 November
Share berita:

Petani kelapa sawit sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menyambut baik pidato Wakil Presiden yang minta supaya target PSR 180.000 ha harus bisa dicapai. “Pemerintah sangat responsif terhadap kebutuhan petani,” kata Alpian A Rahman, Ketua Umum Apkasindo.

Saat ini yang perlu segera diselesaikan adalah masalah lahan petani yang masuk dalam kawasan hutan. Pemerintah, GAPKI dan Asosiasi Petani harus duduk bersama mencari solusi atas masalah ini. Sampai saat ini belum ada solusi yang bisa menyelesaikan.

Banyak petani yang sudah membuka kebun bertahun-tahun tiba-tiba masuk dalam kawasan. Seharusnya pemerintah segera melepaskanya dari kawasan hutan dan jadi APL.

Pemerintah harus segera fokus mengurus PSR petani swadaya, sebab merekalah yang paling luas dan butuh bantuan. Peremajaan perkebunan besar tidak ada masalah, petani plasma juga dengan pembinaan intinya relatif mampu menyelesaikan masalah yang ada, petani swadaya belum terurus dengan baik.

Semua pihak harus duduk satu meja dan membuat regulasi khusus mendorong PSR petani swadaya. Perlu ada regulasi khusus supaya PSR petani swadaya juga bisa dipercepat. Ditjenbun, dinas yang membawahi perkebunan di provinsi dan kabupaten/kota harus segera melakukan evaluasi hambatan PSR petani swadaya dan mencari jalan keluarnya.

Pemerintah saat ini mendorong perusahaan perkebunan untuk bermitra dengan petani swadaya. Apkasindo sendiri siap bekerjasama dengan GAPKI untuk mendorong kemitraan ini. Saat ini banyak MoU antara perusahaan dan petani swadaya belum terlaksana juga banyak ketimpangan.

APKASINDO juga menyambut dengan akan terbitnya Perpres perbaikan ISPO, salah satunya petani wajib bersertifikat ISPO. “Deputi Menko Perekonomian secara tegas menyatakan tidak akan berlaku dalam 1-2 tahun mendatang. Ada periode 5 tahun dimana pemerintah dan semua stake holder akan membantu petani supaya siap melaksanakan ISPO. Apalagi pendanaan ISPO dibantu pemerintah maka ini bukti keberpihakan petani pada pemerintah sangat besar,” katanya.

Baca Juga:  Harga TBS Jambi Naik Tipis Rp 23 per Kg

Asosiasi petani kelapa sawit di Indonesia tidak hanya satu, ada organisasi lain seperti Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia (ASPEKPIR), Samade (Sawit Masa Depanku) dan SPKS (Serikat Petani Kelapa Sawit). Empat organisasi ini akan membuat Indonesia Palm Oil Smallholder Conference (IPOSC) tanggal 26-27 November di Pontianak untuk memperkuat daya tawar petani.