JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Adanya Hari Teh Dunia yang ditetapkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada setiap 21 Mei diharapkan perhatian dunia terhadap teh semakin meningkat. Kementerian Pertanian (Kementan), khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan menyampaikan selamat dengan ditetapkannya Hari Teh Internasional itu. Tentu penetapan itu bukan secara tiba-tiba dijadikan pembenaran munculnya Hari Teh Dunia itu.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono, dalam diskusi Teh yang diselenggarakan Dewan Teh Indonesia (DTI) secara virtual di Jakarta, Kamis (21/5). Turut hadir Ketua Umum DTI Rachmat Gunadi, mantan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti, dan Iriana Enkasari selaku moderator.

Meski dunia telah menaruh perhatian besar terhadap teh, namun apa yang terlihat di Indonesia, berdasarkan data dua dekade terakhir, teh nasional semakin terpuruk. “Ini perlu perhatian besar kita semua untuk mengangkat kembali kejayaan teh di masa lampau,” tegas Kasdi.

Menurut Kasdi, teh sebagai komoditas yang tidak bisa dipisahkan dari budaya kita, baik nasional maupun regional. “Oleh karena itu kita sangat bersyukur dengan moment yang baik ini ditetapkan PBB melalui FAO mengenai International Tea Day ini membuat kita semakin concern terhadap teh di dalam negeri. Kita berkewajiban untuk mengembalikan budaya teh kita,” ujarnya.

Sementara itu Rachmat Gunadi mengatakan, sebenarnya Hari Teh sudah diperingati sejak 15 Desember 2005. Namun penetapan Hari Teh Dunia diganti pada 21 Mei dengan alasan pada bulan itu merupakan puncak produksi di seluruh dunia pada kualitas. Sedangkan sebelumnya penetapan Hari Teh berdasarkan pada dampak perkebunan terhadap penyerapan tenaga kerja dan perdagangannya.

“Sebenarnya ini (Hari Teh) merupakan penghormatan bagi kita bahwa sisi hulu lebih dilihat. Dengan adanya perhatian dunia patut disyukuri dan kita manfaatkan. Mudah-mudah ini dapat dimaknai bahwa peminum teh lebih menghargai petaninya,” jelas Gunadi kepada Media Perkebunan. (YR)