2nd T-POMI
2024, 18 Mei
Share berita:

Planters milenial saat ini merupakan jumlah kerja dengan komposisi paling banyak mencapai 65%, tidak hanya di industri sawit namun juga industri lainnya. Oleh karena itu, penting untuk tahu bagaimana cara meningkatkan produktivitas pekerja milenial agar dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Diperlukan pengelolaan yang baik dan benar karena generasi ini juga merupakan penentu dari nasib perusahaan kedepannya. 

“Komposisi dari gen milenial saat ini mencapai 65% yang artinya merupakan komposisi terbesar yang ada di industri. Komposisi ini memberikan pengaruh yang besar pastinya pada semua industri tidak hanya industri sawit tapi hampir semua bisnis. Mereka juga merupakan penentu dari nasib perusahaan di masa depan,” ungkap Head of Human Capital Wilmar Group, Erlina Panitri dalam Seminar Nasional Planter Indonesia (SNPI) 2024, Kamis (15/5/2924).

Generasi milenial dalam melakukan pekerjaannya juga beriringan dengan generasi lain seperti generasi x dan baby boomers. Agar meminimalisir perbedaan yang ada pada generasi milenial dan kedua generasi lainnya maka pengelola sumber daya manusia (SDM) atau human resources (HR) perusahaan harus mengenali ciri – ciri dan karakteristik dari generasi ini. Dengan mengenali hal tersebut maka akan dapat mengatur, menghandle, dan memperlakukan generasi milenial dengan baik.

“Setiap generasi mempunya ciri–ciri yang berbeda-beda. Oleh karena itu ciri-ciri tersebut harus dilihat agar kita dapat menentukan bagaimana cara mengatur, menghandle, dan meperlakukan mereka,” jelasnya.

Vice President of HR Management PT Teladan Prima Agro Tbk, Sutarto Hadi turut mengatakan hal serupa. Setiap generasi ada gayanya masing-masing sehingga penerapan budaya kerja di sebuah perusahaan harus sesuai dengan karakteristik dari generasi tersebut. Penerapan situational leadership merupakan hal yang cocok diterapkan untuk menghadapi planters milenial.

Baca Juga:  Harga Sawit Jambi Membumbung Naik

“Kalau kita berbicara mengenai peningkatan produktivitas dan engagement di pabrik kita gak bisa melepaskan peran penting milenial. Setiap generasi itu ada gayanya. Jadi setiap gaya itu harus disesuaikan jadi sangat cocok untuk menerapkan gaya situational leadership. Harus disesuaikan dari karakteristik setiap generasi,” ungkap Sutarto.

Ibu Erlina dalam pemaparannya di SNPI 2024 menungkapkan bahwa terdapat 5 aspek yang dapat diterapkan untuk meningkatkan inovasi dan kinerja planters milenial yakni tekonologi dan inovasi; pengembangan karir dan aktivitas pembelajaran; transparansi dan umpan balik; pengakuan atas prestasi; dan tempat kerja yang berkelanjutan dan menyenangkan.

Selain itu, terdapat 3 hal utama yang dilihat oleh planters milenial dalam memilih tempat pekerjaan yakni penghasilan, budaya perusahaan dan lingkungan yang supportive, dan kesempatan karier ataupun belajar. Kesempatan karir dan pengembangan karir perlu diprogramkan pada perusahaan sawit untuk mendukung produktivitas pekerja milenial. Menciptakan suasana yang kondusif dan budaya kerja yang kolaboratif juga merupakan hal yang tidak boleh terlewatkan dalam menghadapi planters milenial. 

“Penting untuk membuat generasi ini bisa nyaman dengan lingkungan perusahaan sehingga harus dibangun dengan lingkungan yang suportif, kolaboratif, dan menyenangkan. Apalagi biasanya kita bekerja di kebun, jauh dari rumah, jauh dari kota, jauh dari hiburan, maka kenapa harus dibuat lingkungan yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu menjadikan lingkungan perusahaan menjadi menyengkan itu sesuatu keharusan. Apabila goalsnya dapat dicapai dengan menyenangkan kenapa harus menciptakan lingkungan kerja yang menyeramkan,” terang Sutarto.

Tidak hanya fokus terhadap peningkatan inovasi teknologi dan mekanisasi, namun juga fokus terhadap inovasi peningkatan kualitas SDM di perusahaan kelapa sawit. Dibutuhkan strategi dan pengelolaan yang tepat untuk mengelola pekerja dengan baik, terutama planters milenial. Apabila kualitas pekerja tidak ditingkatkan maka tujuan peningkatan produktivitas perusahaan juga tidak akan terwujud. 

Baca Juga:  PUSAT SAWIT INDONESIA IPB UNIVERSITY KEMBANGKAN SAWIT DARI BERBAGAI ASPEK

“Kalo SDM nya kita tidak pimpin dan strategikan dengan baik maka mengenai digitalisasi, mekanisasi dan lain sebagainya akan tidak berhasil. Investasi yang dikeluarkan perusahaan nantinya akan membuat tingkat produktivitas yang diinginkan oleh perusahaan tidak tercapai. Oleh karena itu harus fokus juga terhadap SDM. Apabila SDM nya baik, maka kondisi perusahaan akan baik dan produktivitas akan baik,” kata Sutarto.