“Pengembangan kopi ke depan harus diarahkan untuk mengembangkan kawasan agroindustri atau agrowisata. Pemberian bantuan pemerintah tidak lagi sekedar untuk membantu petani secara spot-spot tapi untuk membangun kawasan kopi yang terintegrasi dengan unit pengolahan dan ditopang penguatan kelembagaan petani”, kata Dirjen Perkebunan Bambang ketika melakukan kunjungan ke tiga kabupaten sentra kopi di Sumatera Utara yaitu Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Tapanuli Utara.
Dirjenbun siap mendukung pengembangan kopi di Sumut. Diharapkan di 3 kabupaten ini akan terbangun setidaknya 1 kawasan agrowisata atau agroindustri kopi yang nantinya juga dapat didukung Kementerian lainnya seperti Kementerian Desa, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian dan lain-lain.
Pada kesempatan itu, Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Misnawi, mengatakan tidak ada alasan untuk menanam kopi. Pasalnya pertumbuhan konsumsi meningkat pesat hingga 400 persen dalam beberapa tahun ini sementara pertambahan produksi hanya 5 persen. Sehingga pasar untuk kopi bermutu masuk terbuka lebar.
Hanya ia menegaskan pentingnya penerapan good agriculture practices. Kebun-kebun kopi di Sumatera Utara khususnya di Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Tapanuli Utara belum menggunakan penaung. Selain itu pemangkasan dan sanitas belum dilaksanakan dengan baik. Kedepan untuk mendapatkan mutu yang baik maka perlu upaya pembinaan petani untuk merubah perilaku pemeliharaan tanaman.