Meskipun harga karet sampai sekarang belum membaik, tetapi Sampoerna Group berani membangun kebun karet dalam bentuk HTI (Hutan Tanaman Industri). Perusahaan joint venture antara Sampoerna Group dengan New Forest dari Australia ini bernama PT Hutan Ketapang Industri (HKI).
“Meskipun harganya belum baik tetapi karet alam tetap memiliki prospek yang baik dan bisa dikelola dengan sustainable. Harga karet yang tertekan bukanlah kelemahan, pasti ada jalan keluarnya,” kata Pepep Permadi, Direktur PT Hutan Ketapang Industri , dengan penuh optimistis.
Tidak seperti sawit yang platform sustainble sudah ada, pada karet belum. Eropa sendiri sangat peduli dengan masalah ini dan PT HKI coba mengambil inisiatif membangun fondasi sustainable.
Dengan HTI karet maka HKI adalah perusahaan berbungkus kehutanan isi perkebunan karet. Konsep sustainable di terapkan dengan konsesi 97.891 ha sebesar 46.772 ha atau 47% tetap dijadikan areal konservasi. HKI juga tidak melakukan deforestasi, pembukaan areal gambut dan eksploitasi hutan.
Luas areal yang potensial untuk karet 29.500 ha dan saat ini yang sudah tertanam 21.545 ha dari tahun 2011-2019. Kebun bibit yang sudah dibangun 87 ha, 27 ha diantaranya berupa kebun entres. Membangun kebun karet 4.000 ha pertahun belum pernah dilakukan perusahaan lain.
Bibit merupakan hal yang sangat penting . Ada 15 bibit unggul yang ditanam dan sebelumnya sudah melalui proses uji DNA sehingga terjamin. “Salah penentuan klon akan bermasalah dikemudian hari misalnya seharusnya distimulasi 3 kali jadi 8-12. Karena itu langkah awal adalah bibitnya harus benar dulu,” katanya.