2nd T-POMI
2024, 17 Mei
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id – Indonesia Planters Society (IPS) telah sukses menggelar acara Seminar Nasional Planter Indonesia (SNPI) 2024 yang dilaksanakan pada 15 – 16 Mei 2024 di hotel Discovery, Ancol. Kehadiran banyak narasumber hebat dari berbagai perusahaan sawit di Indonesia dan Malaysia turut memeriahkan acara ini. Topik menarik dan bermanfaat juga dibawakan untuk memperkaya pengetahuan planters muda dan komunitas Indonesia Planters Society agar dapat berinovasi untuk keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia.

SNPI pada tahun ini mengusung tema “Penerapan Inovasi Terkini untuk Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit Menuju Sawit Baik” sehingga topik pembicaraan yang dibawakan tidak jauh dari inovasi dan teknologi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Beberapa topik yang dibahas pada SNPI 2024 yaitu mengenai inovasi replanting yang efektif dan efesien; penerapan teknologi digital terbaru; penerapan inovasi mekanisasi pada kegiatan panen dan perawatan di PKS; dan inovasi pengelolaan planters milenial.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit adalah dengan melakukan replanting tanaman sawit yang sudah tua dengan tanaman sawit baru. Eldi Nuzan selaku Regional Head Plantation PT Sampoerna Agro Tbk mengungkapkan bahwa terdapat beberapa metode replanting yang dapat digunakan yakni chipping rumpuk, chipping serak, dan burial system. Metode tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, walaupun begitu metode burial system mempunyai lebih banyak kelebihan namun memerlukan biaya yang cukup besar dibandingkan metode lainnya.

“Dari hasil yang kami lakukan selama ini di Sampoerna Agro, sebelum menggunakan sistem burrial, biaya pengendalian hama dan penyakit dapat mencapai angka Rp 11 juta per hektar. Adanya sistem burrial walaupun memakan biaya sampai Rp 16,8 juta, namun dapat mereduksi cost sampai Rp 11 juta per hektar. Kelebihan lainnya adalah adanya sistem burrial ini konservasi air dan tanah akan terjaga dan akses juga lebih mudah,” ungkap eldi Rabu (15/5/2024).

Baca Juga:  DITJENBUN SOSIALISASI PERPU 2 /2022, PANGKAS DAN MUDAHKAN IZIN BERUSAHA PERKEBUNAN

Penerapan teknologi terbaru juga merupakan hal yang penting untuk diterapkan agar memudahkan para pekerja sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih maksimal. Seperti implementasi yang telah dilakukan oleh PalmCo dengan menggunakan teknologi seperti  digital farming palm & rubber, mill indicator monitoring system, ERP/SAP, dan control tower dashboard. Penggunaan teknologi tersebut memudahkan pekerja dan perusahaan untuk mencatat laporan secara otomatis ke dalam sistem.

“Penggunaan aplikasi ini dapat digunakan sebagai rapot untuk mengukur hasil kinerja dan kepatuhan manajer sampai asisten manajer di lapangan. Kemudian melalui teknologi dapat mencatat jumlah produksi melalui digital farming di lapangan sampai ke pabrik. Terdapat control tower dashboard yang berfungsi sebagai yang dapat mendeteksi penyakit pada tanaman sawit  dan berbagai gejala lainnya,” jelas Head of IT PalmCo, Muhammad Aji Priyatna.

Tak hanya itu, penerapan inovasi mekanisasi pada kegiatan panen dan perawatan di perkebunan kelapa sawit juga penting untuk diperhatikan agar dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit.  Mekanisasi dan digitalisasi membantu perusahaan dalam optimalisasi dan kontrol resources seperti tenaga kerja. Penggunaan teknologi tepat guna juga membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, biaya, penggunaan bahan bakar, mengurangi emisi, juga biaya operasional, produktivitas dan peningkatan kualitas hasil panen.

“Saat ini banyak tuntutan dari stake holder perkebunan tidak hanya dari sisi produktivitas namun juga berkaitan dengan risiko – risiko yang perlu dimitigasi dalam hal sustainability. Efisiensi terhadap orang mungkin masih menjadi isu kedepannya. Mekanisasi tidak hanya mengenai teknologi. Berhasil atau tidaknya mekanisasi juga tergantung dari bagaimana sumber daya manusianya, khususnya orang dan selanjutnya adalah alur distribusi yang dibangun,” ujar Muhammad Guruh, SVP Innovation and Agritech PT Astra Agro Lestari Tbk.

Baca Juga:  Sagu Baruk yang Tahan Kekeringan

Berkaitan dengan sumber daya manusia, saat ini jumlah pekerja di perusahaan kelapa sawit didominasi oleh pekerja milenial. Menurut Erlina Panitri selaku Head of Human Capital Wilmar Group, untuk meningkatkan inovasi dan kinerja kaum milenial maka dibutuhkan 5 aspek yang harus diterapkan yakni tekonologi dan inovasi; pengembangan karir dan aktivitas pembelajaran; transparansi dan umpan balik; pengakuan atas prestasi; dan tempat kerja yang berkelanjutan dan menyenangkan. Namun untuk menerapkan inovasi pada sumber daya manusia dibutuhkan kerja keras yang lebih besar dibandingkan inovasi teknis.

“Inovasi dari sisi manusia tidak sesederhana seperti yang dipikirkan. Inovasi terkait dengan teknis biasa lebih mudah untuk dipelajari dan diterapkan,” kata Erlina.

SNPI 2024 kemudian ditutup dengan pembacaan laporan dari Ketua Panitia SNPI 2024, Darus Salam. Selain berhasil mengundang narasumber hebat dan kompoten di bidangya, acara SNPI 2024 juga sukses terlaksana dengan antusiasme peserta seminar sebanyak 500 orang yang berasal dari planters dan komunitas Indonesia Planters Society di berbagai daerah Indonesia dan Malaysia.