2nd T-POMI
2024, 19 Juni
Share berita:

Palembang, Mediaperkebunan.id-Dengan harga USD1,75-1,8/kg membuat potensi perbaikan produksi karet membaik. Dengan waktu yang sangat singkat perlu upaya lebih untuk meningkatkan produksi. Direktur Pusat Penelitian Karet Suroso Rahutomo,  menyatakan hal ini kepada Mediaperkebunan.id.

Bagi yang sudah mempersiapkan dari tidak terlalu ketinggalan, masih bisa meningkatkan produksi. Contohnya PTPN sejak Januari sudah memastikan ketersediaan tenaga kerja dan mangkok-mangkok. “Mangkok ini sepertinya sepele tetapi karena sudah lama ditelantarkan banyak yang hilang,,” katanya.

Tetapi bagi yang baru merawat perlu upaya lebih. Apalagi penyakit gugur daun akibat Pestalotiopsis masih belum bisa diatasi. Di selatan katulistiwa juga sudah mulai gugur daun secara alami. Jadi ini harus dipersiapkan lebih matang.

Pestalotiopsis menjadi ancaman karena masih banya kebun karet menggunakan klon PB 260. Varietas ini sangat rentan sekali. Pusat Penelitian Karet sendiri sudah tidak merekomendasikan klon yang berasal dari Malaysia ini.

Peningkatan harga karet diharapkan terus berlanjut sehingga ada perbaikan produksi. Momentum ini harus dimanfaatkan dengan baik sehingga bisa membangkitkan kembali industri karet nasional.

Puncak produksi di wilayah Selatan sudah yaitu bulan April lalu, tetapi masih ada usaha yang harus dilakukan. Perbaikan-perbaikan di lapangan harus terus dilakukan. Kalau harga membaik ini terus berlanjut maka diharapkan ada kenaikan produksi.

Puncak produksi di utara katulistiwa akan terjadi di semester dua tahun ini, yaitu di Sumatera Utara, Kalbar (Sangau, Sintang). Masalahnya saat ini kebun karet Indonesia sebagian besar ada di wilayah Selatan. Di Sumut kebun karet sudah berkurang.

Sahuri, Kepala Bagian Usaha Pusat Penelitian Karet , agronomist , menyatakan dari sisi agronomis, produksi karet lebih ke tata guna panel sadap. Kalau tata guna panel masih bagus masih bisa ditingkatkan produksinya, tetapi kalau sudah rusak akan sulit. Karet yang dipanen getahnya maka yang penting kulitnya.

Baca Juga:  Cara Thailand Perbaiki Nasib Petani Karetnya

Ketika harga karet rendah dalam waktu lama banyak petani menterlantarkan kebun karet. Petani mencari penghasilan lain baik sebagai kuli bangunan atau bekerja di perkebunan kelapa sawit. Tetapi sekarang harga membaik, banyak petani yang kembali ke kebunnya. Harga karet di UPPB tercatat sudah Rp16.000/kg.

Bagi petani harga karet Rp10.000/kg sudah lumayan, apalagi sekarang. Sahuri berharap petani kembali mengelola kebunnya dengan baik dan bersemangat. Potensi kenaikan harga pasti ada meskipun tidak signifikan seperti yang diharapkan.