2nd T-POMI
2020, 14 Desember
Share berita:

Tangerang, Mediaperkebunan.id

Di tengah masa pandemi Covid-19 permintaan kopi dunia menurun. Koperasi Kerinci Barokah Bersama yang merupakan koperasi pemasaran perpanjangan tangan MPIG (Masyarakat Pelindung Indikasi Geografis) Kopi Arabika Koerintji masih tetap bisa mempertahankan ekspor seperti tahun lalu yaitu 80 ton. Triyono dari Koperasi Kerinci Barokah Bersama, Kabupaten Kerinci, Jambi menyatakan hal ini pada pameran Hari Perkebunan ke 63.

“Harga memang turun. Tahun 2018- 2019 kita membeli kopi ceri dari petani Rp10.000-11.000/kg sekarang hanya Rp6500-7000/kg. Tetapi kita bersyukur pembeli masih percaya sehingga ekspor tetap stabil,” kata Triyono.

Koperasi mengekspor dalam bentuk green bean ke Belgia dan Jepang. Beberapa anggota MPIG dibawah koordinasi koperasi juga melakukan ekspor ke Australia, Hongkong dan Shanghai (China). Ekspor langsung dari pelabuhan Talang Duku, Muaro Jambi.

Koperasi ini lahir sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya IG Kopi Arabika Koerintji. Fokus sebagai pemasaran kopi speaclty sehingga meraih kepercayaan pembeli yang sampai saat ini terus menjadi mitra dagang.

Sebelum menjadi petani kopi anggota MPIG adalah petani hortikultura. Kemudian menanam kopi dan ketika diajukan untuk IG petani dididik olah kopi specialty mulai dari dari standar petik, penjemuran, proses, roasting sampai cicip.

Dengan IG maka harga meningkat , tahun 2013 harga kopi ceri Rp3000/kg, 2017 jadi Rp7000-8000/kg dan tahun 2018-2019 Rp10.000-11.000/kg. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah lewat dinas perkebunan seperti pengering solar dry, alat pengolahan (pulper, huller), tempat penjemuran dan gudang membuat HPP menurun sehingga bisa membeli kopi ceri lebih tinggi.

Saat ini yang bergabung dalam MPIG ada 12 kelompok tani. Setiap kelompok tani merupakan UPH (unit pengolah hasil). Petani membawa kopi ceri ke UPH dan dibeli dengan harga yang sudah disepakati. Acuanya adalah harga green bean.

Baca Juga:  BEASISWA SINAR MAS AGRIBUSINESS AND FOOD 2019 KEMBALI DiBUKA

Dari UPH masuk koperasi sudah dalam bentuk green bean. Koperasi tinggal melakukan quality control seperti memeriksa kadar air, persen defect dan cupping. Setelah semuanya lolos dikumpulkan dan diekspor.
.